Langsung ke konten utama

Madrasah Sepur, Mengajar Penuh Kenangan

 Madrasah Sepur, Mengajar Penuh Kenangan

Saya masih teringat saat mengajar di Madrasah Sepur, atau yang lebih dikenal sebagai Sekolah Sepur. Pasti Anda yang sekolah pada tahun 1988-1995 masih ingat tentang sekolah yang unik ini.

Disebut Sekolah Sepur karena sekolah ini terdiri dari tiga ruang kelas yang panjang seperti sepur atau kereta api. Dindingnya terbuat dari sesek atau bambu yang dianyam tipis, sehingga nampak transparan karena ada lobang kecilnya. Atapnya terbuat dari genting tanpa ada plafonnya, sedangkan lantainya masih terbuat dari tanah.

Karena kondisi ekonomi saat itu tidak baik, maka tidak semua siswa memakai sepatu. Bahkan ada yang memakai sandal. Namun, hal ini tidak mengurangi semangat mereka dalam belajar.

Suatu hari, ada kejadian yang tidak diduga. Pada saat pelajaran pertama, anak-anak kelas dua laki-laki menyiram kelas dengan semangat. Sengaja atau tidak, ternyata siraman air itu terlalu banyak dan menggenang di sekitar meja kursi guru. Hal ini tentu membuat guru tidak bisa mengajar.

Sontak, guru pertama yang waktunya mengajar tidak jadi mengajar. Anak-anak pun terkejut dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Namun, setelah beberapa saat, mereka pun tertawa dan menikmati kejadian yang tidak terduga itu.

Untuk menjaga kebersihan dan kerapian Madrasah Sepur, anak-anak kita ajak urunan beli gamping untuk melabur dindingnya agar nampak putih. Dengan demikian, Madrasah Sepur terkesan bersih dan terawat. Anak-anak pun merasa bangga dengan sekolah mereka yang sederhana namun bersih dan rapi.

Namun, sekarang Madrasah Sepur sudah tidak ada lagi. Sekolah yang pernah menjadi tempat belajar dan bermain anak-anak itu telah dibongkar dan dijadikan halaman yang luas. Sekolah Sepur tinggal kenangan, namun kenangan itu akan selalu teringat dalam hati saya.

Anak-anak yang pernah merasakan belajar di Madrasah Sepur kini sudah tumbuh besar dan sukses di masyarakat. Ada yang menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), pengusaha, aktivis, dan lain-lain. Mereka telah membuktikan bahwa dengan semangat dan kesadaran yang tinggi, mereka dapat mencapai kesuksesan dalam hidup.

Saya sangat bangga dengan anak-anak Madrasah Sepur yang telah menunjukkan kemampuan dan karakter yang baik. Mereka telah membuktikan bahwa pendidikan yang baik dapat membentuk generasi yang cerdas dan berakhlak mulia.

Meskipun sekolah ini telah berubah dan berkembang seiring waktu, namun kenangan tentang Madrasah Sepur akan selalu teringat dalam hati saya. Saya berharap bahwa anak-anak Madrasah Sepur akan terus maju dan sukses dalam hidup mereka.

Penulis : Fathur Rohim Syuhadi

Postingan populer dari blog ini

Jenis dan Pembentukan Identitas

Menurut buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X Kurikulum Merdeka, ada dua pendapat umum mengenai proses terbentuknya identitas, yaitu:  Identitas merupakan sesuatu yang terberi atau given. Identitas ini menempel secara alami pada seseorang atau kelompok. Contohnya, ciri fisik seperti warna kulit, rambut, dan mata. Identitas merupakan hasil dari desain atau rekayasa. Identitas ini berkaitan dengan aspek budaya, sosial, ekonomi, dan lainnya. Contohnya, jati diri sebuah bangsa yang merupakan hasil dari interaksi sosial antarindividu atau antarkelompok. Identitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu identitas individu dan identitas kelompok. Keduanya memiliki faktor pembentuknya masing-masing.  Identitas nasional adalah ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang membedakannya dengan bangsa lain. Unsur-unsur pembentuk identitas nasional Indonesia, antara lain: Suku bangsa, Agama, Kebudayaan, Bahasa.  Beberapa contoh identitas nasional Indonesia, antara lain: Pancasila, Bendera Mera...

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan karya ilmiah adalah bagian awal dari sebuah karya tulis yang memberikan gambaran umum tentang topik yang akan dibahas, alasan mengapa topik tersebut penting, dan tujuan dari penelitian atau penulisan tersebut. Pendahuluan berfungsi sebagai pengantar bagi pembaca untuk memahami konteks, relevansi, dan tujuan dari karya ilmiah tersebut.  Isi Pendahuluan Karya Ilmiah: Latar Belakang: Menjelaskan konteks permasalahan atau fenomena yang menjadi dasar penelitian atau penulisan. Latar belakang harus memberikan alasan mengapa topik tersebut relevan dan penting untuk diteliti atau ditulis.  Rumusan Masalah: Menyatakan pertanyaan atau masalah spesifik yang akan diteliti atau dijawab dalam karya ilmiah. Rumusan masalah harus jelas, terukur, dan relevan dengan latar belakang yang sudah dijelaskan.  Tujuan Penelitian/Penulisan: Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian atau penulisan karya ilmiah. Tujuan harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan ber...

Mengenali, Menyadari dan Menghargai Keragaman Identitas

Mengenali dan Menyadari Keragaman Identitas Sikap kita terhadap keragaman di negara Indonesia seharusnya mencerminkan penghargaan, pemahaman, dan keterbukaan. Penting untuk memahami bahwa keragaman identitas adalah bagian alami dari masyarakat. Setiap individu dan kelompok memiliki nilai-nilai, budaya, bahasa, dan identitas yang berbeda. Melalui sosialisasi, nilai-nilai dan identitas yang dianut seseorang atau kelompok dapat disebarkan kepada generasi berikutnya. Ini membantu dalam memahami dan melestarikan identitas yang berbeda. Dalam sebuah kelompok, perbedaan persepsi dan nilai adalah hal yang wajar. Untuk menciptakan identitas kelompok yang bersamaan, anggota kelompok harus mampu bernegosiasi dan mencari titik temu. Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman budaya, agama, etnis, dan bahasa. Sikap kita harus memandang kebinekaan ini sebagai sebuah kekuatan yang saling mendukung, bukan sebagai hambatan. Penting untuk berusaha mengenali dan memahami identitas orang lain di lua...