Langsung ke konten utama

Kenangan Menjadi Pembina IPM Ranting MTsM 5 Payaman

Mendapat Tugas Membina Organisasi Siswa, Khususnya IPM Ranting MTs Muhammadiyah 5 Payaman: Sebuah Tantangan dan Kesempatan

Saya masih ingat saat saya pertama kali mendapat tugas membina organisasi siswa, khususnya IPM Ranting MTs Muhammadiyah 5 Payaman. Saya merasa sangat bersemangat dan siap untuk menghadapi tantangan ini.

Sebagai seorang guru, saya tahu bahwa membina organisasi siswa bukan hanya tentang mengatur kegiatan dan acara, tetapi juga tentang membantu siswa mengembangkan keterampilan, motivasi, dan karakter.

Saya memulai dengan melakukan pertemuan dengan siswa-siswa yang akan menjadi anggota IPM Ranting MTs Muhammadiyah 5 Payaman. Saya menjelaskan tujuan dan visi IPM, serta meminta mereka untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.

Saya juga membuat rencana kerja yang jelas dan terukur, serta membagi tugas dan tanggung jawab kepada masing-masing anggota IPM Ranting MTs Muhammadiyah 5 Payaman. Saya juga memastikan bahwa semua anggota IPM memiliki kesempatan untuk berkontribusi dan berkembang.

Selama proses pembinaan, saya menghadapi beberapa tantangan, seperti mengatur kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan siswa, serta mengatasi konflik dan perbedaan pendapat di antara anggota IPM.

Namun, saya juga merasakan banyak kesempatan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan dan karakter mereka. Saya melihat bagaimana mereka belajar bekerja sama, mengambil keputusan, dan menghadapi tantangan dengan percaya diri.

Anak-anak Payaman mempunyai kemampuan berorganisasi yang luar biasa. Walau masih duduk di bangku MTs, tetapi kemampuan mereka tidak diragukan. Mereka memiliki semangat dan motivasi yang tinggi, serta kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Saya sangat bangga dengan kemajuan yang telah dicapai oleh anak-anak. Mereka telah menjadi lebih percaya diri, lebih mandiri, dan lebih memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain.

Pengalaman membina IPM Ranting MTs Muhammadiyah 5 Payaman ini telah mengajarkan saya banyak hal tentang bagaimana membantu siswa mengembangkan keterampilan dan karakter mereka. Saya juga merasakan bahwa saya telah membuat perbedaan yang positif dalam kehidupan siswa-siswa saya.

Oleh karena itu, saya sangat merekomendasikan kepada semua guru dan pendidik untuk membina organisasi siswa, khususnya IPM, di sekolah mereka. Ini adalah sebuah kesempatan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan dan karakter mereka, serta membuat perbedaan yang positif dalam kehidupan mereka.


Penulis : Fathur Rohim Syuhadi 

Postingan populer dari blog ini

Jenis dan Pembentukan Identitas

Menurut buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X Kurikulum Merdeka, ada dua pendapat umum mengenai proses terbentuknya identitas, yaitu:  Identitas merupakan sesuatu yang terberi atau given. Identitas ini menempel secara alami pada seseorang atau kelompok. Contohnya, ciri fisik seperti warna kulit, rambut, dan mata. Identitas merupakan hasil dari desain atau rekayasa. Identitas ini berkaitan dengan aspek budaya, sosial, ekonomi, dan lainnya. Contohnya, jati diri sebuah bangsa yang merupakan hasil dari interaksi sosial antarindividu atau antarkelompok. Identitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu identitas individu dan identitas kelompok. Keduanya memiliki faktor pembentuknya masing-masing.  Identitas nasional adalah ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang membedakannya dengan bangsa lain. Unsur-unsur pembentuk identitas nasional Indonesia, antara lain: Suku bangsa, Agama, Kebudayaan, Bahasa.  Beberapa contoh identitas nasional Indonesia, antara lain: Pancasila, Bendera Mera...

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan karya ilmiah adalah bagian awal dari sebuah karya tulis yang memberikan gambaran umum tentang topik yang akan dibahas, alasan mengapa topik tersebut penting, dan tujuan dari penelitian atau penulisan tersebut. Pendahuluan berfungsi sebagai pengantar bagi pembaca untuk memahami konteks, relevansi, dan tujuan dari karya ilmiah tersebut.  Isi Pendahuluan Karya Ilmiah: Latar Belakang: Menjelaskan konteks permasalahan atau fenomena yang menjadi dasar penelitian atau penulisan. Latar belakang harus memberikan alasan mengapa topik tersebut relevan dan penting untuk diteliti atau ditulis.  Rumusan Masalah: Menyatakan pertanyaan atau masalah spesifik yang akan diteliti atau dijawab dalam karya ilmiah. Rumusan masalah harus jelas, terukur, dan relevan dengan latar belakang yang sudah dijelaskan.  Tujuan Penelitian/Penulisan: Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian atau penulisan karya ilmiah. Tujuan harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan ber...

Mengenali, Menyadari dan Menghargai Keragaman Identitas

Mengenali dan Menyadari Keragaman Identitas Sikap kita terhadap keragaman di negara Indonesia seharusnya mencerminkan penghargaan, pemahaman, dan keterbukaan. Penting untuk memahami bahwa keragaman identitas adalah bagian alami dari masyarakat. Setiap individu dan kelompok memiliki nilai-nilai, budaya, bahasa, dan identitas yang berbeda. Melalui sosialisasi, nilai-nilai dan identitas yang dianut seseorang atau kelompok dapat disebarkan kepada generasi berikutnya. Ini membantu dalam memahami dan melestarikan identitas yang berbeda. Dalam sebuah kelompok, perbedaan persepsi dan nilai adalah hal yang wajar. Untuk menciptakan identitas kelompok yang bersamaan, anggota kelompok harus mampu bernegosiasi dan mencari titik temu. Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman budaya, agama, etnis, dan bahasa. Sikap kita harus memandang kebinekaan ini sebagai sebuah kekuatan yang saling mendukung, bukan sebagai hambatan. Penting untuk berusaha mengenali dan memahami identitas orang lain di lua...