Cinta Rahwana dan shinta
Rahwana adalah seorang raja dari Alengka yang gagah dan perkasa meskipun memiliki fisik yang terbilang cukup buruk rupa. Meskipun wajahnya dan sifatnya yang terbilang cukup buruk dia memiliki istri yang setia dan sangat mencintainya yang bernama Dewi Widowati. Dewi Widowati adalah orang yang taat pada dewa wisnu, suatu hari dewa Wisnu menemui dewi Widowati dalam mimpi.
Dewa Wisnu: "salam Widowati"
Widowati: "Salam... siapa kau?..."
Dewa Wisnu: "aku lah yang selama ini kau puja setiap hari, kau selalu memanjatkan doa agar suamimu Rahwana bahagia, mengapa kau tidak memanjatkan doa untuk kebahagiaanmu sendiri Widowati?"
Widowati: "Ya dewa aku sangat mencintai suamiku, aku selalu berdoa agar selalu melihat suamiku dalam keadaan sehat dan bahagia karena kebahagiaan ku terletak pada kebahagiaan suamiku..."
Dewa Wisnu: "lalu apakah kau ingin mendapatkan berkat dariku?"
Widowati: "aku selalu berharap mendapatkan sebuah berkat darimu ya dewa Wisnu... aku sangat menantikan nya"
Dewa wisnu: "baiklah... Aku tidak akan mengabulkan doa mu, tetapi di kehidupan mu yang selanjutnya kau akan ku jodohkan dengan wujud reinkarnasi ku sebagai dewa Rama di kehidupanmu yang selanjutnya"
Setelah dewa Wisnu memberikan wahyu tersebut kepada Widowati. Widowati terbangun dari mimpinya tersebut dan merasa sangat bahagia untuk itu dan memutuskan untuk tetap merahasiakan mimpi yang ia alami. Setiap hari kesehatan Widowati menurun membuat Rahwana khawatir dan cemas akan kesehatan Widowati. Suatu hari Rahwana menemui Widowati yang sedang sakit dan berbaring di atas kasurnya
Rahwana: "Widowati istriku, cintaku, dunia ku... Apa yang membuatmu sakit seperti ini?... Apakah aku membuat suatu kesalahan yang tidak kau sukai? Katakan kepadaku"
Widowati: "suamiku Rahwana... Jika suatu hari dewa yama (dewa kematian) mengambil nyawaku. Kumohon... Tetaplah bahagia aku senang jika menatapmu terus tersenyum sepanjang hari..."
Rahwana: "apa yang kau katakan istriku... Aku tidak akan bisa hidup tanpamu... Tolong tetaplah di sampingku agar kita bisa memimpin kerajaan Alengka bersama sama"
Widowati: "suamiku aku harap aku bisa... Tolong do'akan kesembuhan ku"
Rahwana: "pasti... Pasti akan ku do'akan.... kau istirahatlah sekarang..."
Kini Rahwana mengelus wajah Widowati agar dia beristirahat dan tertidur namun pada hari itu juga sebuah kerajaan dari Kerajaan timur menyerang kerajaan Alengka dengan tiba-tiba mengajak berperang, Rahwana tak bisa tinggal diam dia langsung terjun ke medan perang dan di hari ke 7 Alengka berhasil memenangkan peperangan, Rahwana bersorak merayakan kemenangannya sepanjang perjalanan pulang menuju istana. Namun tanpa ia ketahui istrinya Widowati telah meninggal pada hari itu dia langsung segera berlari ke kamar istrinya dengan airmata nya yang terus mengalir dia berlutut di samping jasad Widowati dan kemudian dia memeluk jasadnya seraya berkata
Rahwana: *menangis* "Widowati istriku... Cintaku... belahan jiwaku... Aku telah pulang dari medan pertempuran... Aku sudah memenangkan peperangan ini.... Kumohon bangunlah.... Tolong jangan buat aku sendirian..."
Rahwana terus menangisi kematian Widowati, Rahwana terus di selimuti perasaan sedih dan merasakan adanya kekosongan yang terjadi di dasar hatinya, hingga akhirnya dia kembali menjadi raja yang kasar, pemarah dan kejam. Dia seperti menjadi seorang yang kejam dan berdarah dingin dia harus darah dan kekuasaan jika dia merasa tidak puas dengan hal tersebut dia selalu memotong kepalanya sendiri, hingga pada akhirnya dia hanya memiliki satu kepala yang ada pada dirinya, dia kini jarang menemui patung dewa Wisnu ataupun dewa Siwa dan terus mengutuk nasibnya yang memiliki wajah yang buruk rupa. Sehingga pada suatu hari dewa Siwa menemuinya saat Rahwana sedang tertidur dan bermimpi
Dewa Siwa: "Rahwana"
Rahwana: "siapa kau berani berani nya memanggil ku hanya dengan namaku?! Apakah kau tidak tau siapa aku?!!!!"
Dewa Siwa: "kau adalah salah satu hambaKu yang kini telah jauh dariku... Apa yang membuat hidupmu berantakan seperti ini?.... Mengapa kau jarang mengunjungi kuil
Dewa Siwa: "kau adalah salah satu hambaKu yang kini telah jauh dariku... Apa yang membuat hidupmu berantakan seperti ini?.... Mengapa kau jarang mengunjungi kuil ku?"
Rahwana: "karena Widowati telah di renggut dariku..."
Dewa Siwa: "Rahwana, kau harus segera melepaskan kematian istrimu Widowati. asal kau tau Rahwana Widowati akan terlahir kembali... Tapi dia bukan di takdirkan untuk mu..."
Rahwana: "lalu untuk siapa dia terlahir?!!! Dia itu istriku dan hanya milikku!!! Aku akan melakukan segala cara untuk menemukannya kembali!!!"
Dewa Siwa: Berhenti melakukan sifat tercela mu itu Rahwana... jangan mengambil hak yang bukan milikmu, itu sangat tercela
Rahwana: "AKU TIDAK PEDULI!!!! aku akan terus mencari keberadaan Widowati istriku... Belahan jiwa ku.... Cinta pertama dan terakhir ku!"
Siwa yang mendengar kata keras kepalanya Rahwana pun sangat merasa murka salam mimpi Rahwana Siwa seolah akan menghunuskan trisula nya ke perut Rahwana namun dengan segera Rahwana kembali terbangun dari tidurnya dan kini dia mengira itu semua adalah sebuah pesan bahwa istri tercintanya akan kembali terlahir ke dunia. Kini dia menjadi raja yang bengis dan haus akan kekuasaan namun setelah selesai perang dia akan terus berdo'a kepada dewa Siwa untuk segera di pertemukan dengan istri tercintanya Widowati walaupun dalam wujud yang berbeda dia berjanji akan menerima wujud Widowati yang telah lahir sebagai dewi shinta.
Untuk mengisi kekosongan nya dia menghabiskan masa penantian nya dengan berperang ada dua kerajaan yang memilih untuk tidak berperang melainkan menikah kan putri mereka dengan rahwana hingga pada akhirnya Rahwana memiliki 2 orang istri bernama Mandodari dan Danyamalini dari kedua pernikahan tersebut Rahwana memiliki anak yakni bernama Indrajit (Meganada), Atikaya, Aksayakumara, Narantaka, Devantaka, Trisirah.
Tatkala pagi itu saat Rahwana sedang mengajari Indrajit cara menggunakan persenjataan tiba-tiba seorang kaki tangan Rahwana datang dan memberitahukan bahwa terdapat seorang brahmana yang sedang berkelana di hutan wilayah kerajaan Alengka, bersama dengan istri dan adik laki-laki nya, Rahwana penasaran dan dengan cepat mengganti pakaiannya dan pergi ke arah hutan yang di tunjukkan oleh kaki kanan nya tersebut, sesampainya di hutan dia melihat seorang brahmana yang sedang mengumpulkan kayu dan membuat sebuah rumah di hutan wilayah Alengka
Rahwana: *dalam hati (Beraninya dia menginjak hutan ku tanpa perizinan dariku)
Namun saat Rahwana akan mendekati brahmana tersebut dan meminta pajak padanya keluar lah sosok dewi shinta dari dalam semak semak yang telah mengumpulkan buah yang berada di dalam hutan. Seketika Rahwana mengetahui bahwa itu adalah dewi shinta wujud baru reinkarnasi dari Widowati istrinya, dia terpaku menatap sosok dewi shinta yang sangat cantik dengan pakaian yang sederhana airmata Rahwana berjatuhan karena selama ini dia selalu menantikan sosok istrinya Widowati
Akhirnya muncul lah niat jahat untuk merebut dewi shinta dari pelukan Rama, dia berteriak dan menjelma seperti suara dewa Rama yang berada jauh dalam hutan untuk mengambil kayu
Rahwana: "tolong!!! Laksamana!!! Tolong!!!"
Laksamana: "kakak Rama?!, kakak ipar, di sebelah mana kakak mengambil kayu??"
Dewi shinta: "entahlah aku tidak tau Laksamana.... Tolong cari dan selamat kan kakak mu... cepat pergilah dan temui dewa Rama... aku khawatir akan keselamatan suamiku Laksamana..."
Laksamana: "kakak ipar, aku akan mencari dan menyusuri hutan untuk mencari kakak Rama. Aku akan memasang garis perlindungan untuk mu jangan pernah keluar dari garis yang ku buat atau kakak ipar dalam bahaya... Apakah kakak mengerti?"
Shinta segera mengangguk dengan wajah khawatir dan dengan segera Laksamana adik dari Rama membuat sebuah garis bulat yang melingkari rumah berkata shinta di dalamnya sebelum ia pergi, kini Laksamana pergi dan sedang mencari Rama di hutan.
Rahwana kini menjelma sebagai seorang kakek tua yang sedang membutuhkan pertolongan
Rahwana: "nyonya... Tolong beri aku makanan... Aku sedang kelaparan dan kelelahan melakukan perjalanan panjang ini..."
Shinta: "kakek... Maafkan aku... Aku belum memasak hari ini... Rumah yang di buatkan oleh suamiku belum sepenuhnya jadi... Jadi Aku belum masak apapun..."
Rahwana: "tolonglah cu.... Memasak lah sedikit untuk ku... Aku sangat kelaparan dan butuh makan.... Aku tidak mempunyai cukup tenaga untuk berjalan dan mengambil buah di pohon"
Shinta: "ada sedikit beras di dapur.... Aku akan memasaknya untuk mu... kau tunggu lah di batu itu pak tua..."
*shinta menunjuk sebuah batu yang berada di luar lingkaran Rahwana mulai duduk di sana dan menunggu shinta selesai memasak namun saat shinta selesai memasak dan memberikan nasi tersebut dia tak sengaja melewati garis yang di buat oleh Laksmana dan saat nasi tersebut di berikan oleh shinta Rahwana mulai berubah wujudnya yang asli.
Shinta pun terkejut dan menjatuhkan nasi masakannya itu ke tanah
Shinta: "siapa kau?!!"
Rahwana: "istriku... Cantikku... dunia ku... ini Aku Rahwana.... Tidakkah kau mengingat aku?"
Shinta: "apa yang kau bicarakan?! Siapa kau ini???"
Rahwana: "aku adalah dari raja Alengka.... Tidaklah kau mengingat masa dimana kita masih bersama dan menjadi suami istri yang bahagia di Kerajaan itu?..."
Shinta: "tidak!! Suamiku hanya dewa Rama Wijaya!... aku sangat mencintai suamiku lebih dari apapun di dunia ini aku tidak pernah sekalipun mengenal dirimu!! Sekarang pergilah!!"
Rama: "shinta!!!!"
Shinta: "suamiku!!!"
saat shinta mendengarkan suara Rama dia ingin berlari menuju ke sumber suara tersebut namun di hentikan oleh Rahwana yang memegang pergelangan tangan dewi shinta, Rahwana dengan cepat menggendong shinta dan membawa shinta ke Alengka.
Rahwana menyiapkan tempat khusus dan istimewa untuk shinta, sebuah kamar yang luas, di penuhi dengan lilin lilin yang indah dan pemandian air hangat di dalam kamarnya, terdapat beberapa baju untuk ia kenakan dan perhiasan dari emas dan permata murni yang mahal.
Rahwana: "shinta kekasihku.... Cintaku ini adalah kamarmu sekarang... tetaplah di sini aku akan mengambilkan makanan untuk mu"
Dewi Shinta: "lepaskan aku!!! Aku jijik ketika di sentuh olehmu! kembalikan Aku ke tempat semula!!!! Aku ingin bertemu dengan suamiku!!!"
Rahwana: "tolong ingatlah kembali.... Dimasa lalu Aku adalah suamimu... kau adalah cinta pertamaku Widowati... kumohon tetaplah tinggal bersama ku agar Aku bisa memimpin Alengka bersamamu..."
Namun shinta tidak bisa menjawab ucapan Rahwana dan hanya menangis tersedu-sedu dan menutupi wajahnya sembari duduk di lantai, Rahwana ingin membantunya berdiri dan duduk di ujung kasur dengan benar namun shinta menepis tangan Rahwana dan mendorongnya menjauh dari tubuhnya, dengan perasaan sedih Rahwana melangkah mundur dan menjauh dari shinta, kini dia melangkah pergi keluar kamar shinta. Namun sejak hari itu juga dia tiba-tiba menjadi orang yang lembut dan selalu tersenyum di dalam istananya dia juga lebih sabar kepada siapapun.
Setiap hari Rahwana terus mendatangi kamar shinta dengan berbagai puisi dan makanan sarapan untuk nya, seperti biasa dia mendatangi kamar itu sembari membawa makanan untuk shinta, dia lalu berkata dengan senyuman di wajahnya.
Rahwana: "shinta.... Engkau adalah seni Wisnu yang aku cintai seperti Bumantara yang setia menampung segala isinya, shinta.... engkau adalah bentuk yang amerta dalam renjana yang ku titipkan kepada senja di dalam buana yang penuh fana, kamulah Nirmala yang aku cintai seperti hal nya amorfarti dalam bait aksara"
*namun seolah tak mendengar shinta hanya diam dan menatap ke arah lantai dengan wajah masam dan basah karena habis menangis*
Rahwana semakin bingung dan khawatir bagaimana jika shinta tidak mau memakan makanan buatan Alengka dia berfikir keras hingga mendatangkan chef dari Ayodya untuk memasakkan makanan untuk shinta.namun lama kelamaan atas bujukan dari sayang sayang yang di siapkan Rahwana shinta akhirnya memakan makanan buatan Alengka.
Dengan senang hati Rahwana selalu datang dengan sebuah puisi dan membawakan makanan untuk shinta setiap hari, bahkan dia selalu mengagumi kecantikan shinta dari kejauhan dan tidak pernah memaksa shinta untuk menaruh hati padanya karena Rahwana tau. Wajahnya yang tak rupawan seperti milik dewa Rama.
Lama kelamaan karena sering di perlakukan dengan baik, lembut, dan juga penyabar shinta akhirnya berani menaruh hati kepada Rahwana namun ia tak mau mengorbankan kesuciannya, dan tidak ingin berkhianat kepada Rama, di suatu hari di kamar shinta
Rahwana: "shinta.... aku membawa makanan untuk mu.... Aku menaruh nya di sini jikalau kau lapar kau bisa memakannya sesuka hati mu agar kau tidak kelaparan"
Shinta: "baiklah.... Apa puisimu kali ini?"
Rahwana: "shinta ketahuilah kau adalah cahaya matahari yang selalu di butuhkan oleh makhluk hidup... kau adalah sinar mentari yang hangat.... Sebuah bunga tidak akan bisa mekar tanpa kehadiran mu sama seperti bunga itu Aku juga tidak akan bisa jika kau pergi dan meninggalkan ku.... Tetap lah di sisi ku shinta.... sudah kah kau mencintai ku hari ini?..."
Shinta: "Rahwana ketahuilah Aku mencintaimu.... Aku sudah menaruh hati kepadamu, namun Aku tidak mampu untuk berkhianat kepada Rama suamiku... biarlah ini menjadi rahasia antara kita berdua.."
Dengan sedih Rahwana berkata
Rahwana: "baiklah shinta.... Aku akan menunggumu dan terus menunggumu sampai kau benar benar siap untuk menerima ku.... Bahkan Aku siap bertarung dengan Rama sampai titik darah penghabisan yang ada di dalam diriku ini.... Ketahuilah Aku tak sanggup bila Aku jauh darimu"
Setelah hari itu Rahwana terus saja merasa bahagia dan terus berusaha meraih benteng penghalang yang ada pada diri nya dan shinta. Namun semua usahanya telah terlambat dan Rama dengan pasukan kera nya berhasil menyerang kerajaan Alengka. Shinta sangat senang karena setelah 11 tahun lamanya dia baru bertemu dengan suaminya.
Rahwana yang melihat Alengka di serang pun segera memasang badannya untuk melindungi Alengka dari para pasukan kera yang di bawa oleh Rama ke Alengka untuk melawan Rahwana
Pertarungan sengit antara Rama dan Rahwana pun terjadi hingga membuat sebagian bangunan Alengka rubuh dan terbakar.
Rama: "atas ketidak adilan dan ketamakan mu Aku harus mengirimi ke dalam pelukan dewa yama Rahwana!"
Rahwana: "sebelum mengirim ku ke pelukan yama kau harus melawanku dulu sampai Aku mati Rama!! Dengan membawa pasukan kera ke Alengka kau tetap tidak akan pernah bisa mengalahkan ku ataupun menghabisi diriku!!! KAU TIDAK AKAN PERNAH TAU DIMANA KELEMAHAN KU RAMA!!!"
Rama: "kau hanyalah makhluk hina yang hidup di dunia Rahwana.... Kau harus pergi ke neraka Rahwana...."
Rama pun menggunakan busur dan panahnya dia pun menggunakan panah yang di kirim langsung oleh dewa Siwa kepada Rama hingga akhirnya panah itu menusuk tepat di jantung Rahwana dan akhirnya Rahwana terguling dari tempatnya
Rahwana: "uhuk uhuk, beraninya kau!!!! Jangan pernah kau mengambil shinta dariku.... Dia sudah memiliki sebagian besar diriku dalam dirinya. Aku akan mengaku kalah darimu... Tapi tolong jangan ambil shinta ku dariku..."
Rama: "istriku akan tetap menjadi istriku Rahwana.... Pergilah dengan tenang ke neraka...."
Dalam akhir hidup Rahwana, dia hanya bisa menangis dan memohon agar dia di pertemukan kembali dengan shinta di akhir hidup nya... Walaupun hanya sekali saat ia menghembuskan nafas terakhirnya yang ia pikirkan hanyalah "ya dewa... jika shinta bukan takdirku... mengapa engkau membangun cinta ini dengan megah di dasar hatiku...". Rahwana pun akhirnya tewas dan terbakar bersama dengan bangunan Alengka yang rubuh dan hancur sebagiannya
Setelah Rahwana kalah. Shinta turun dengan perasaan sedih namun juga senang, saat shinta akan memeluk rama, rama menghindar dan ragu akan kesucian shinta hingga shinta melakukan sumpah pati obong di depan Rama. Namun dewa Wisnu datang dan memberitahu Rama bahwa shinta masih suci dan Rahwana hanya membawanya ke Alengka dan tidak melakukan apapun terhadap shinta.
Shinta andaikan aku masih hidup
aku tidak akan membiarkanmu melakukan
sumpah pati obong untuk membuktikan kesucian mu... Aku mencintaimu tanpa sebuah syarat apapun shinta