Aku mencintai dia sebagai dirinya sendiri. Buka sebagai dia yang kuinginkan sebagai kepentingan egoku.
Seperti kata Pak Sapardi di Akhir Puisi.
Aku Mencintaimu, sebab itu aku mendoakan keselamatanmu.
Kejujuran dalam bicara bisa membuat kita tertawa bahagia. Berpikir untuk menyenangkan memang baik, tapi mencintai dia sebagai dirinya sendiri adalah tujuan yang utama.
Kalau kita ingkar pada diri sendiri, yakin itu tidak asik sama sekali. Cemen banget sih hidup ini. Sudah berjanji tapi tidak bisa menepati pada diri sendiri.
Tenang, tapi kita ini manusia, rasa capek, marah, sedih atau sejenisnya bisa kita pejamkan mata, tarik nafas, dan tenang. Boleh teriak, Kalau ketenagannya berada disitu.
hanya sekadar cinta, nanti bisa bahagia. Jadi jangan terlalu, sebab suatu hari kita tidak tau akan terjadi dalam seni mencintai itu. Mungkin cinta yang kita bangun usang tergilas zaman. (Mana mungkin) ? Dalam hidupkan seni mencintai tumbuh setiap saat. Kalau merasa usang, hari-harinya bukan dirinya.
Kita perlu cuek, bekerja keras, hidup sungguhan, jujur, tertib, sregep, ubet. Sehingga kita bisa sibuk dengan ini. Tidak terkagum dengan orang lain. Sehingga kita tidak merasa kecil hati. Galilah pada dirimu sendiri, yang bisa diandalkan, disitu nanti kita akan bisa menutupi kecil hati ini.