Coba keluar pada malam hari barangkali kau akan di sapa oleh bintang.
Aku disuruh menulis ini dengan minum kopi.
Keluarlah aku sambil senyum-senyum sendiri, sebab Villavena sedang marah untuk diajak keluar malam hari ini. Ya karena dia sibuk dengan kegiatan mengerjakan tugas kuliah. sambil marah-marah dia mengajakku membeli makan ayam nelongso. Ya nelongso tenan urepku rek. 😂
Aku mulai mengobrol ke barat tapi tidak benar-benar sampai ke barat.
Aku ajak ngobrol ke timur tapi tidak sampai timur, ya paling-paling cuman berada dengan sebutan sebelah timur.
Villavena mulai tertawa dengan ciri chasnya. Muka cemberut dan malu-malu seperti biasanya. Kakinya bergetar hebat, aku lihat wajah dia merah tidak seperti biasanya, hariku bersamanya.
Untuk kali ini lancarkan hariku ya, sebab malam ini hariku bersamanya.
Aku berikan kamu bahagia dan kamu berikan aku tawa.
Saat itu juga malam menjadi semakin menarik seiring perjalanan untuk mencari cemilan, namun sayang ditengah perjalanan memang diharuskan pulang sebab rintikan hujan datang bersamaan tawa kita.
Putar balik, akhirnya mencari kebiasaan dengan membeli kacang ijo, nasib memang nasib bapaknya mungkin lagi piknik.
Kamu masih saja tertawa, katamu aku tidak mendengarkanmu dan kataku kamu tidak mendengarkanku kita berdebat sambil tertawa.
Sambil mengambil perjalanan ke Utara dan Selatan akhirnya sampai pada pilihan terakhir yakni kesukaan es puter katanya biar hati adem.
Ya beginilah cerita malam, belum disapa oleh bintang namun ditemani hujan. Terimakasih Villavena kamu telah memberikan senyum bahagia.
Mungkin ini ketidakwaraskanku. Membuatku lebih senang.
Aku disuruh menulis ini dengan minum kopi.
Keluarlah aku sambil senyum-senyum sendiri, sebab Villavena sedang marah untuk diajak keluar malam hari ini. Ya karena dia sibuk dengan kegiatan mengerjakan tugas kuliah. sambil marah-marah dia mengajakku membeli makan ayam nelongso. Ya nelongso tenan urepku rek. 😂
Aku mulai mengobrol ke barat tapi tidak benar-benar sampai ke barat.
Aku ajak ngobrol ke timur tapi tidak sampai timur, ya paling-paling cuman berada dengan sebutan sebelah timur.
Villavena mulai tertawa dengan ciri chasnya. Muka cemberut dan malu-malu seperti biasanya. Kakinya bergetar hebat, aku lihat wajah dia merah tidak seperti biasanya, hariku bersamanya.
Untuk kali ini lancarkan hariku ya, sebab malam ini hariku bersamanya.
Aku berikan kamu bahagia dan kamu berikan aku tawa.
Saat itu juga malam menjadi semakin menarik seiring perjalanan untuk mencari cemilan, namun sayang ditengah perjalanan memang diharuskan pulang sebab rintikan hujan datang bersamaan tawa kita.
Putar balik, akhirnya mencari kebiasaan dengan membeli kacang ijo, nasib memang nasib bapaknya mungkin lagi piknik.
Kamu masih saja tertawa, katamu aku tidak mendengarkanmu dan kataku kamu tidak mendengarkanku kita berdebat sambil tertawa.
Sambil mengambil perjalanan ke Utara dan Selatan akhirnya sampai pada pilihan terakhir yakni kesukaan es puter katanya biar hati adem.
Ya beginilah cerita malam, belum disapa oleh bintang namun ditemani hujan. Terimakasih Villavena kamu telah memberikan senyum bahagia.
Mungkin ini ketidakwaraskanku. Membuatku lebih senang.