Dari hati lahirlah hati-hati. Aku yang memilih memendam perasaan, hal-hal inilah yang sebenarnya di rasa tapi tak pernah bisa di tunjukkan kepada dunia.
Di depannya hanya bisa memandang, sekaligus menyembunyikan apa yang sebenarnya sungguh di rasakan.
Bagaimana keadaanmu? Inilah alasan kecil dimana hati ini selalu ingin di dalam catatan harian yang tidak ingin dilewatkan.
Cerita-cerita itu tidak pernah lupa dia catat kemudian berharap hati seperti sebuah buku. Dengan begitu, dia akan mudah membaca segala tentangku.
Aku selalu bertanya-tanya kenapa perasaanmu tak mudah terbaca.
Perasaanmu kepadaku memang begitu ambigu. Ada kalanya aku khawatir mengetahui perasaanmu, dan karena itu justru berubah. Tetapi ada kalanya pula aku ingin dia bisa memahami perasaanku. Aku tahu dia suka membaca. Aku selalu berandai-andai jika perasaan manusia sesederhana buku, tentu dia akan dengan mudah membaca perasaanku. Barangkali setelah itu, dia bisa memiliki perasaan sama, dan kita akan bahagia berdua. Tapi lagi-lagi, itu hanya seandainya.
Di depannya hanya bisa memandang, sekaligus menyembunyikan apa yang sebenarnya sungguh di rasakan.
Bagaimana keadaanmu? Inilah alasan kecil dimana hati ini selalu ingin di dalam catatan harian yang tidak ingin dilewatkan.
Cerita-cerita itu tidak pernah lupa dia catat kemudian berharap hati seperti sebuah buku. Dengan begitu, dia akan mudah membaca segala tentangku.
Aku selalu bertanya-tanya kenapa perasaanmu tak mudah terbaca.
Perasaanmu kepadaku memang begitu ambigu. Ada kalanya aku khawatir mengetahui perasaanmu, dan karena itu justru berubah. Tetapi ada kalanya pula aku ingin dia bisa memahami perasaanku. Aku tahu dia suka membaca. Aku selalu berandai-andai jika perasaan manusia sesederhana buku, tentu dia akan dengan mudah membaca perasaanku. Barangkali setelah itu, dia bisa memiliki perasaan sama, dan kita akan bahagia berdua. Tapi lagi-lagi, itu hanya seandainya.