Percakapan singkat darimu yang berbeda denganku.
Yakin. Aku bukanlah salah satu orang kesayanganmu. Aku hanya pelengkap saat hari-harimu yang telah lewat.
Ini hanyalah sebaris dari kata perjumpaan tiga tahun silam saat mengenal namamu dengan sebutan hari.
Kita ke Jakarta, perjalanan yang di tempuh tanpa tembakau kesukaanmu. Naik tut, tut, begitu katamu kala itu. Akhirnya Jakarta. Kok sepi amat, katanya pasar tanah abang ramai selalu, katanya jakarta macet. E lupa ini malam, para pekerja harus beristirahat untuk menambah amunisi esok hari. Pagi
menumpang disalah satu tempat sahabatmu, mendengarkan cerita setiap pagi selalu ada ramai.
Dalam benakku.
Pesta bukan?
Sambil ditemani suara pesawat terbang di halim aku masih meletakkan lelahku sehabis perjalanan terlamaku.
Disuguhi kopi dan makanan ringan ote-ote khas betawi. Mereka mencarikan itu sebab tau kita sedang dilanda lapar. Haha.
Ternyata ramai itu telah ku tanyakan dengan polos. Ada apakah pagi ini kok sudah ramai saja? Biasa tawuran antar warga.
Ini ku kira hanya cerita dari selembar koran atau media saja kejadian itu memang sudah menjadi ciri khas kehidupan ini tidak ada yang sempurna dalam hal keinginan. Setelah memakan masakan khas betawi ku ditemui jalanan yang berserakan kayu. Benar ini Jakarta bung. Dengan roda dua ku berkeliling Jakarta. Wow membabi buta memang jalanannya seperti di media macet adalah hal yang biasa.
Kota Tua tujuannya. Katanya itu menjadi salah satu kebanggan kota Jakarta.
Swafoto menjadi cerita kalau aku pernah menginjakkan kaki kesana.
Yakin. Aku bukanlah salah satu orang kesayanganmu. Aku hanya pelengkap saat hari-harimu yang telah lewat.
Ini hanyalah sebaris dari kata perjumpaan tiga tahun silam saat mengenal namamu dengan sebutan hari.
Kita ke Jakarta, perjalanan yang di tempuh tanpa tembakau kesukaanmu. Naik tut, tut, begitu katamu kala itu. Akhirnya Jakarta. Kok sepi amat, katanya pasar tanah abang ramai selalu, katanya jakarta macet. E lupa ini malam, para pekerja harus beristirahat untuk menambah amunisi esok hari. Pagi
menumpang disalah satu tempat sahabatmu, mendengarkan cerita setiap pagi selalu ada ramai.
Dalam benakku.
Pesta bukan?
Sambil ditemani suara pesawat terbang di halim aku masih meletakkan lelahku sehabis perjalanan terlamaku.
Disuguhi kopi dan makanan ringan ote-ote khas betawi. Mereka mencarikan itu sebab tau kita sedang dilanda lapar. Haha.
Ternyata ramai itu telah ku tanyakan dengan polos. Ada apakah pagi ini kok sudah ramai saja? Biasa tawuran antar warga.
Ini ku kira hanya cerita dari selembar koran atau media saja kejadian itu memang sudah menjadi ciri khas kehidupan ini tidak ada yang sempurna dalam hal keinginan. Setelah memakan masakan khas betawi ku ditemui jalanan yang berserakan kayu. Benar ini Jakarta bung. Dengan roda dua ku berkeliling Jakarta. Wow membabi buta memang jalanannya seperti di media macet adalah hal yang biasa.
Kota Tua tujuannya. Katanya itu menjadi salah satu kebanggan kota Jakarta.
Swafoto menjadi cerita kalau aku pernah menginjakkan kaki kesana.