Hanya karena perjalanan tidak sesuai keinginan, bukan berarti hidup ini buruk.
Selama perjalanan pulang dari surabaya ke kampung halaman setelah menyelesaikan studi Rakka pulang didampingi oleh Nadia gadis cantik namun cerewet, mereka selesai sudah lama namun setelahnya hidup bersama di sebuah kota butuh perjuangan lebih, apalagi tidak punya siapa-siapa lagi selain cinta kepada kotanya. Memutuskan pulang adalah hal yang menurut mereka tepat.
Selama perjalanan rakka mencoba memperkenalkan keindahan kampung halaman kepada nadia terkasih, banyak momen yang diambil ketika perjalanan itu. Percakapan tentang waduk yang bisa dijadikan wisata luar biasa, pembangunan taman mini di desa, keindahan sawah disekeliling, sampai petani yang sudah tidak ada lagi, apalagi bicara keuntungan petani semuanya kelihatan mustahil di kampung ini. Namun ketika berbicara keindahan semuanya bisa dirasakan bersama.
Rakka pulang karena dia adalah anak terakhir yang harus mengabdi kepada orang tuanya, pemuda inipun miris ketika hal semacam ini menjadikan dia harus pulang, harusnya memang ada lagi alasan namun memang ini saja seperti yang harus dibicarakan. Karena menjadi anak terakhir maka semuanya akan berakhir entah.
Pemuda ini sangat miris karena sejatinya ketika berada di kota dulu merupakan seorang pemimpin gerilya masa depan, seorang guru bagi orang-orang, seorang politikus pro rakyat yang sekarang sudah tidak berdaya atas nama anak terakhir, semuanya mendukung karena dia adalah seorang kesatria yang ditemani bidadari sampai saat ini.
Saat keakraban semua ini terjalin tidak terasa satu bulan telah berlalu begitu saja, banyak hal yang dilewati rakka dan nadia saat menikmati masa-masa bersama yang tidak ada rencana dimasa depan.
Akhirnya rakka mencoba bertanya kepada nadia, apa kamu merasa bahagia disini? Dengan nada crewetnya, aku ingin mengelilingi dunia.!
Rakka diam dan menelaah percakapan yang seharusnya tidak ditanyakan tadi.
Tetapi jika melihat tujuan itu, aku akan melupakan bahwa sebenarnya hidup disekitar ini hal yang membahagiakan, nadia merayu untuk suasana dunia yang terdiam sejenak tadi.
Terkadang hidup terlalu serius dengan rutinitas sehari-hari yang membosankan membuat hidup dipenuhi lelah, sehingga melewatkan banyak momen yang seharusnya bisa didapatkan agar muncul kebahagiaan kecil yang selalu tumbuh.
Rutinitas itupun kembali dimulai dengan pergi kesawah pagi hari, kali ini rakka dan nadia mencoba tidak melewatkan banyak hal itu.
Kesejukan dan keasrian sawah dipagi hari yang tidak pernah didapatkan di kota, mentari pagi yang menyambut dengan sapaan "hai gadis cantik, akan kubuat dirimu semakin cantik"
Berhenti sejenak menikmati itu semua sebelum memulai pekerjaan menjadi seorang petani, yang hidupnya digantungkan oleh orang-orang kota yang menuggu kita bahagia lalu melanjutkan kebahagiaan kehidupan kota.
Sebagian kecil kita pikir bukan kehidupan yang pernah dilakukan di kota, ternyata mereka menemukan bahwa keindahan disekeliling membuat jatuh berkali-kali. Saat mereka meninggalkan beban sawah dengan menikmati menghirup udara yang baik dan sinar matahari. Ada rasa lega yang membuat kehidupan jauh lebih baik ketika menikmati sesuatu yang dijalani.
Sebagai sajian perjalanan tetap harus dijalani walaupun tidak sesuai dengan rencana hidup.