Surabaya, 2015
Tidak usah kaget bahwa kita tidak bisa mengelilingi dunia, kita hanya perlu menamai apa saja yang kita inginkan dengan mesra.
Yang paling menyakitkan dan paling lega adalah kita mudah pergi dengan sunyi. Sunyi itu menyakitkan sebab sunyi artinya sedih. Lega rasanya karena rakka punya alasan kuat untuk membenci sesuatu ketika tidak bisa menamainya dan pergi begitu saja.
Musim kemarau tidak selalu menjadikan semuanya kering, sebab ada yang basah ketika kata pergi menghampiri kebahagiaan, kadang terlalu banyak kebahagiaan sampai lupa.
Rakka mengawali perjalanan hidupnya ke surabaya dengan kata "Pergi dengan sunyi" dari keluarga yang seharusnya bisa hidup bahagia setiap saat. Tanpa harus ada sunyi yang melintasi kebahagiaan keluarga.
Suatu malam ketika di Surabaya semuanya seperti tidak terduga, kali pertama menikmati malam rakka mencoba mengelilingi kota pahlawan bagi kemerdekaan bangsa Indonesia.
"Segala bentuk perjuangan jangan ditinggalkan, harusnya tau bagaimana sejarah menjadikanmu saat ini"
Hotel Yamato atau sekarang sudah dikenal hotel majahpahit adalah saksi bagaimana kusno wibowo merobek bendera belanda ketika berada dimenara hotel dan ketika ditanya selalu bilang bahwa yang merobek bendera tersebut adalah arek-arek suroboyo.
Pahlawan memang tidak ingin selalu dikenal dan bagaimana kita mendalami sikap perjuangan yang tergambar jelas dalam diri kusno wibowo dan Salah satu bentuk sejarah yang sering kita lihat dan rasakan ketika melihat drama kolosal ketika acara 10 november adalah perobekan bendera.
Namun saat ini sudah berbeda, semua menjadi tempat ternyaman saat menikmati malam. Walaupun sama namun tempat ini menjadikan orang-orang merinding sebab "menginggat memang menjadikan kita tidak lupa, namun terkadang semuanya tidak harus dibawa pulang" i1ni salah satunya.
Tiba-tiba ada sepasang kekasih berjalan didepanku, mereka saling bergandengan saat berjalan, sesaat semuanya ingin berhenti disini karena kebahagiaan sepasang ini mampu menumbuhkan kebahagiaan ketika mengingat rumah, namun semuanya berubah ketika mereka melambaikan tangan untuk perpisahan dengan sunyi kembali.
Perempuan itu naik bus dan hanya melihat terkasih berdiri untuk memandanginya menuggu bus berangkat menuju kota dingin yang dihuni oleh yang terkasih. Bus itupun pergi dan pemuda itu berbalik dengan mengucap sampai jumpa kembali.
Kota pahlawan dengan semangat perjuangan arek-arek suroboyo saat itu juga menjadi bagian yang paling sunyi. Pengobaran semangat seakan-akan hal yang paling menyedihkan dalam kehidupan pemuda ini. Semuanya menjadi tidak ada semangat dalam menjalani kehidupan sesaat orang terkasih jauh kembali.
Keluarga memang menjadi bagian yang sulit ketika rakka memulai babak baru hidupnya untuk meninggalkan kampung halamannya. Banyak hal tersembunyi dalam pergi dengan sunyi itu. Hal itu selalu diingat dan selalu menjadi bagian awal ketika mengawali sebuah perjalanan dengan gambaran yang penuh semangat juang.
Anak terakhir mencoba berjuang dan katanya tidak peduli dengan keluarganya kata orang-orang yang berada disekelilingnya. Semangat juangnya untuk memulai hal baru dihiasi sebuah kesunyian yang tergambar jelas seorang ibu. Nak jika nanti ibu tidak bisa memberikan kabar, karena ibu tidak punya telpon genggam ibu minta maaf ya. Ibu nanti bisa kok mendengarkan lewat telpon. Ibu bisa pinjam.
Dan hujanpun menemani setiap langkah kaki ketika mengawali hidup berada di Surabaya.