Oke, setelah kamu memahami pengertian, ciri, dan jenis-jenis puisi, selanjutnya kita belajar cara menyampaikan suatu puisi, ya. Teks puisi dibuat seindah mungkin, oleh karena itu, saat membacanya pun ada beberapa teknik, supaya isi puisi dapat dihayati oleh pendengar.
Beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menyampaikan puisi, di antaranya membacakan puisi, deklamasi puisi, atau bisa juga dalam bentuk pertunjukan puisi. Lalu, bedanya apa, ya?
1. Membacakan Puisi
Sesuai dengan namanya, membacakan puisi berarti menyampaikan puisi dengan bahasa lisan atau melalui ucapan. Saat membacakan puisi, teks puisi bisa kamu bawa ke atas pentas.
2. Deklamasi Puisi
Deklamasi puisi adalah menyampaikan puisi secara lisan juga, namun bedanya, penyampaiannya dilakukan dengan penuh penghayatan dan luapan kejiwaan, bisa disertai dengan gerakan tangan atau kaki. Nah, saat kamu ingin mendeklamasikan puisi, kamu nggak perlu membawa teks puisi, melainkan harus dihafal.
3. Pertunjukkan Puisi
Penyampaian puisi dalam bentuk pertunjukkan dibagi menjadi musikalisasi puisi dan dramatisasi puisi. Pada musikalisasi puisi, kamu akan mengubah puisi menjadi sebuah lagu. Oleh karena itu, penyampaian puisi dan irama lagu harus memiliki keselarasan, supaya lebih hikmat didengar.
Disamping itu, dramatisasi puisi dilakukan dengan memperagakan atau memerankan tokoh sesuai peristiwa yang ada di dalam puisi itu sendiri. Dramatisasi puisi bisa dilakukan secara individu maupun berkelompok layaknya pementasan drama.
Tujuan Puisi
Puisi memiliki berbagai tujuan yang dapat bervariasi tergantung pada niat penulis dan konteksnya, guys. Berikut beberapa tujuan umum dari puisi:
1. Ekspresi Emosi dan Pengalaman Pribadi
Puisi sering digunakan sebagai medium untuk mengekspresikan perasaan, emosi, dan pengalaman pribadi penulis. Melalui kata-kata yang dipilih dengan hati-hati, penulis puisi dapat menyampaikan nuansa dan makna yang mendalam. Hayooo, siapa di sini kalau lagi galau sukanya nulis puisi?
2. Pemikiran Filosofis dan Refleksi
Beberapa puisi bertujuan untuk menyelidiki pertanyaan filosofis atau mengeksplorasi pemikiran mendalam. Dalam hal ini, puisi dapat menjadi wadah untuk refleksi dan pemikiran yang lebih mendalam tentang kehidupan, cinta, kehidupan manusia, dan topik filosofis lainnya.
Kalau kamu baca puisi-puisi karya Afrizal Malna dan Subagio Sastrowardoyo, kemungkinan kamu tidak akan langsung ‘menelan mentah-mentah’ isi puisi yang dibuat oleh mereka. Melainkan, kamu akan merenungi dengan lebih dalam, apa yang ingin disampaikan oleh pensyair tersebut, termasuk apa maksud dari puisi yang mereka buat.
3. Pemberian Makna Simbolik
Puisi sering kali memanfaatkan simbolisme untuk menyampaikan makna yang lebih dalam dan kompleks. Puisi dapat menjadi cara untuk menggambarkan kehidupan dan konsep-konsep abstrak melalui gambaran-gambaran simbolik. Bahkan, Afrizal Malna membuat puisi digtal. Wah, kayak gimana tuh? Coba, kamu cari-cari sendiri yaa!
4. Estetika dan Keindahan
Puisi sering kali mengejar keindahan estetika dalam pemilihan kata, ritme, dan pengaturan struktural. Tujuan ini adalah untuk menciptakan pengalaman membaca yang estetis dan memikat. Apalagi, kalau kamu suka membaca puisi karya Sapardi Djoko Damono dan M. Aan Mansyur, kamu akan menemui keindahan dari setiap diksi yang mereka utarakan, lho!
Jenis-Jenis Puisi
Terdapat beberapa jenis puisi berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasannya, yaitu puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif. Kita bahas satu per satu, ya!
1. Majas dan Irama
Teks puisi merupakan teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyairnya dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Teks puisi mengutamakan majas dan juga irama.
Majas (figurative language) adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya. Untuk menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perumpamaan. Majas yang biasanya digunakan adalah majas personifikasi, majas paralelisme, majas metafora, majas hiperbola, dan majas perumpamaan.
Irama (musikalitas) adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang. Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi yang pada akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia.
2. Penggunaan Kata-Kata Konotasi
Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman, kesan, maupun imajinasi, dan perasaan penyair. Puisi memang banyak menggunakan kata-kata bermakna konotatif. Hal itu merupakan kiasan atau merupakan suatu perbandingan.
3. Kata-Kata Berlambang
Puisi juga mengandung kata-kata yang memiliki lambang. Lambang atau simbol adalah sesuatu, seperti gambar, tanda, ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu. Misalnya, rantai dan padi kapas dalam gambar Garuda Pancasila, tunas kelapa sebagai lambang Pramuka. Lambang-lambang itu menyatakan arti tertentu yang bisa dipahami umum.
Untuk kata-kata dalam puisi, seperti kata putih yang melambangkan kesucian atau kebersihan, bunga yang melambangkan kecantikan, api yang melambangkan kemarahan, dan baja yang melambangkan kekuatan atau ketangguhan.
4. Pengimajinasian dalam Puisi
Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair.
Kata-kata yang digunakan penyair membuat pembaca seolah-olah mendengar suara (imajinasi auditif), melihat benda-benda (imajinasi visual), atau meraba dan menyentuh benda-benda (imajinasi taktil).
Struktur Puisi
Selanjutnya, terdapat 4 struktur puisi, yaitu tema, nada dan suasana, perasaan, serta amanat. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Tema
Tema adalah gagasan pokok yang ingin diungkapkan oleh penyair. Tema biasanya tersirat dalam keseluruhan isi puisi. Tema yang diungkapkan merupakan penggambaran suasana batin atau juga berupa respons penyair terhadap kenyataan sosial budaya.
2. Nada dan Suasana
Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca, sedangkan suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi akibat psikologis yang ditimbulkan puisi terhadap pembaca. Nada dan suasana puisi saling berkaitan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya.
3. Perasaan dalam Puisi
Puisi mengungkapkan perasaan dari penyair. Jika penyair hendak mengungkapkan keindahan alam, maka sebagai sarana ekspresi ia akan menggunakan imaji-imaji, majas serta diksi yang mewakili makna tentang keindahan alam.
4. Amanat
Amanat merupakan suatu pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya. Pesan tersebut dihadirkan dalam ungkapan yang tersembunyi. Amanat akan selaras dengan tema dari puisi tersebut.