Bagi kehidupan, bagaimana cara untuk memaknai hidup.?
Mungkin pertanyaan ini salah, sebab kita yang menjalani. Hidup kita tidak ada yang mengetahui tanpa kita bercerita sendiri. Orang hanya melihat kita, kita hanya berkomentar pada hidup orang tanpa kita sadari kita berada dalam budaya komentar.
Dalam kehidupan kita ibarat terombang ambing dari satu kemungkinna ke kemungkinan lainnya. Antara kebutuhan merefleksikan dan tuntutan kepraktisan, antara sarana dan tujuan hidup.
Wacana kehidupan membangun kepercayaan dan janji yang tak pernah terpenuhi, antara universal dan partikular. Antara yang sudah ada dalam kehidupan kita dan keaslian dalam prinsip hidup kita.
Kehidupan adalah tentang meniru antara yang sudah terletak pasti atau itu memang orisinalitas hidup kita.
Kebudayaan adalah tentang kreatif antara keterbermaknaan kita dittengah-tengah kemahaluasaan kosmik dan pertanyaan-pertanyaan bermakna yang justru kita temukan dalam lingkup kecil kehidupaan sehari-hari.
Di dalam budaya komentar hidup kita mengalami tegangan tanpa henti antara kekakuan tradisi dan kelenturan diri untuk menemukan jalan baru.
Sementara kita mencoba bertahan hidup di tengah-tengah karut marutnya budaya komentar.
Budaya komentar menjadi jalan untuk memilah dan memilih realitas sampai kita menemukan siasat bagi kehidupan dan dunia yang selalu terolah baru.
Pada Akhirnya, transformasi kehidupan dalam skala luas berlangsung secara diam-diam tanpa tepuk sorak panggung, tanpa perayaan.
Budaya Komentar sangat berpengaruh dalam kehidupan, "jika kau ingin menjaga sebuah rahasia, kau juga harus menyembunyikannya dari dirimu sendiri". (Geogre Orwell)