Setelah lulus kuliah semuanya tidak ada kabar, semuanya menjadi bagian yang menjadikan hambar, bertanya kabar seakan semakin mempersulit keadaan. Sampai nadia membicarakan ini.
“Mas, aku harus ngomong panjang sama kamu, sebelum ke masa depan," katanya dalam pesan singkat via bbm.
Baik, sebentar ya...
Rakka mengiyakan, walau sebenarnya semuanya tidak harus begini. Dia perempuan yang kumau, tapi membicarakan soal keluargaku, dengan segala kekurangannya. Oh Tuhan ini butuh jawaban, tapi saat ini semua kisah orang pasti pernah mengalami fase ini, mau sesuatu yang dimau banyak tantang masa depan yang dikisahkan. Ada menyerah, benar-benar kalah, ada mencoba menghadapi walau tidak tau hasilnya. Tentu saja semua orang akan memilih opsi yang kedua dalam menjalani kisah...
Gimana nadia?
"Sepertinya rakka kehilangan lelucon akhir-akhir ini, nadia kangen humor rakka, dan jangan pernah memutuskan hal semacam itu di sebuah kisah hidup."
Banyak hal yang penuh diluar dugaan beberapa hari ini, salah satunya adalah kamu.
Harusnya kamu tidak terkejut, kan seperti biasa kita selalu mempunyai kata sandi untuk membuka sebuah obrolan. Kalau kamu mengatakan seperti itu langsung, berarti banyak hal yang harus ku pikirkan.
Nadia lalu bercerita semuanya. Air mata tumpah, emosi tak tertahan lagi. raka hanya diam mendengarkan.
"Sekarang bagaimana? Mau menyalahkan keadaan ketika semuanya sudah berubah. Tidak mungkin juga masalah ini akan kembali. Mau bilang iya aku mau menikah denganmu, tidak mungkin jugakan, aku punya beberapa hal yang ini disebut tanggung jawab yang harus di selesaikan"
Nadia, masih mempertanyakan, apakah kamu benar tidak ingin menikah denganku? Rakkapun diam ... Jawab masih ragu.
Kalau kamu mau rakka, kita bisa membuat kisah dengan menghadapi secara bersama, rakka menjawab dengan sorotan mata keseriusan dan menunduk bahwa semuanya tidak bisa diputuskan saat itu juga.
Rakka tidaklah dewasa, tidak berani mengambil keputusan dan menjalani konsekuensi tiap hal yang diyakini oleh nadia. Nadia yakin bahwa setelah datang ke rumah rakka dulu, ibuku dan ibumu tidak ada masalah dengan kedekatan kita. Tapi mari kita coba uraikan dari kebersamaan kita dimasa depan, apa masalah kita nantinya?
Semua yang dicarikan nadia, rakka hanya menjawab dengan diam... " Kita akan mencari solusinya" minimal kita bisa berjuang bareng-bareng, tidak hanya satu orang saja, mungkin dengan itu kita bisa bersama, tapi tidak bersama kembali.
Rakka, kamu kok nyerah? Aku yakin setiap proses menuju pernikahan ada tantangan sendiri. Aku cuman yakin, masalah kita masih bisa dicari solusinya, mari kita coba dulu. Kalau nanti semakin sulit, ya sudah. Aku minta kita berjuang bersama dulu dengan ikhlas dengan tidak tau apa nanti hasilnya, yang nadia dan rakka tau ibu kita sudah mengenal kita dengan baik. Mungkin dari sini semuanya akan baik-baik.
Kita tahu, setiap masalah ada untuk membuat kita berdaya. Nadia adalah seorang dewasa, yang sudah mampu mengambil keputusan, dan rakka tidak bisa menghadapinya apapun risikonya. Aku tahu masa depan tidak pernah mudah, tapi aku yakin, semua akan ada solusinya selama kita masih bergerak, belajar, melakukan apa yang masih mampu kita lakukan.
Setauku dulu seperti ini, namun semuanya tidak kembali.
(Selesai)