Selamat pagi. Bagi yang membaca pagi ini, selamat siang, jika menyempatkan duduk menikmati ini. Selamat sore yang sedang lelah dengan dunia dan selamat malam pagi pecandu diantara gelap, bintang dan purnama.
Aku mulai mengenal dengan izin Tuhan dan dunia. Tapi tidak dengan sesuatu yang sering menjadi perbincanganku dengan Tuhan diluar pengetahuanmu.
Cinta adalah mata dan hati yang menjadikannya matahati.
aku jatuh cinta pada pertemuan singkat itu. Bermula dari dermaga yang keliru dan lautan yang tak merestui. Disitu gejolak mata tak sanggup berdusta, diatas lautan yang lentur kau ombang-ambingkan permulaan yang adalah sejarah. Lalu kitapun menjadi sepasang sahabat dengan kekeliruan ombak terhadap kapal layar.
Karena waktu pasti berlalu meninggalkan cerita, maka cerita kita kutitip pada karang jahanam di tanah Timur. Kita bergegas rapi bersama Perahu layar, Kau menopangku sedekimian indah. Perkenalan spontan mematerai kita. Dan mereka yang beserta kita adalah saksi tanpa kebenaran. Mengapa ? Karena kita melawan perbedaan yang mungkin menjadikan kau-aku dan mereka menjadi renggang. Aku sadar kecerobohan tulenku. Aku akui kejujuran yang tak membenarkanku. Aku keliru diantara cinta-mencintai- dan dicintai.
Lalu perlahan, kau menggandeng tanganku, berjalan sejajar disampingku, tertawa lepas dihadapku. Kau pelengkap kala itu.
Bersama berlalunya, kau memorikan sebuah awal dengan tatap dan senyummu.
(1)