Langsung ke konten utama

Jawaban?

Aku mulai dari mana ini, sebab cerita masih berlanjut untuk dalang yang mengkisahkan aku sebagai tokoh pembohong yang diam, tidak berbicara seperti batu serius yang kokoh dalam pendirian.
Salahkah? Atau memang dalang sudah menuliskan naskah untuk kisahnya yang romantis dan penuh drama panjang ini.
Untuk kali ini, aku masih belum bisa menjadi sosok pahlawan yang diharuskan mengganti kenyamanan dalam hal kehidupan.
Lalu bagaimana dengan saudara-saudaraku?
Sudah tenangkah dia dalam kehidupannya yang lebih diam dariku, apakah ceritanya tidak bisa ditulis seperti ceritaku ini.
Mungkin, aku sendiri memang harus melakoni pewatakan yang ditulis rapi ini, ya kalau aku bisa merubah kisahku, mungkin pembaca tokoh aku pasti akan terbangun untuk mencintaiku, lalu setelah orang-orang mencintaiku, apakah yang membenciku akan ikut mencintaiku? Mungkin Nur itu petunjuk bagi yang membenciku. Sederhana saja, aku bukanlah tipe orang yang suka dicintai, sebab yang mencintaiku tidak membutuhkan itu, apalagi yang membenciku mereka tidak mungkin berubah dengan cepat mencintaiku. Aku yakin dalang sudah membaca pergerakanku.
 Lalu, mengapa banyak yang bersembunyi untuk dicintai? Apakah mereka takut Kisahnya berhenti di titik benci?
Siapa yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana ini. Dalang Atau pembaca? Mungkin aku sendiri yang bisa.
Kan dalang yang menulis kisah ini, kok tidak bisa menjawab, pembaca bisa menjawab lebih faham tentang kisah yang dilihat dari kumpulan cerita-cerita, lalu aku sendiri bisa apa?
 Apa aku yang dikisahkan cukup untuk memberi jawaban ? Haruskah memakai aku kembali, kalau mau sudah banyak yang melakukan, bahkan diri sendiri sudah khatam untuk dimaki.

Postingan populer dari blog ini

Jenis dan Pembentukan Identitas

Menurut buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X Kurikulum Merdeka, ada dua pendapat umum mengenai proses terbentuknya identitas, yaitu:  Identitas merupakan sesuatu yang terberi atau given. Identitas ini menempel secara alami pada seseorang atau kelompok. Contohnya, ciri fisik seperti warna kulit, rambut, dan mata. Identitas merupakan hasil dari desain atau rekayasa. Identitas ini berkaitan dengan aspek budaya, sosial, ekonomi, dan lainnya. Contohnya, jati diri sebuah bangsa yang merupakan hasil dari interaksi sosial antarindividu atau antarkelompok. Identitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu identitas individu dan identitas kelompok. Keduanya memiliki faktor pembentuknya masing-masing.  Identitas nasional adalah ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang membedakannya dengan bangsa lain. Unsur-unsur pembentuk identitas nasional Indonesia, antara lain: Suku bangsa, Agama, Kebudayaan, Bahasa.  Beberapa contoh identitas nasional Indonesia, antara lain: Pancasila, Bendera Mera...

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan karya ilmiah adalah bagian awal dari sebuah karya tulis yang memberikan gambaran umum tentang topik yang akan dibahas, alasan mengapa topik tersebut penting, dan tujuan dari penelitian atau penulisan tersebut. Pendahuluan berfungsi sebagai pengantar bagi pembaca untuk memahami konteks, relevansi, dan tujuan dari karya ilmiah tersebut.  Isi Pendahuluan Karya Ilmiah: Latar Belakang: Menjelaskan konteks permasalahan atau fenomena yang menjadi dasar penelitian atau penulisan. Latar belakang harus memberikan alasan mengapa topik tersebut relevan dan penting untuk diteliti atau ditulis.  Rumusan Masalah: Menyatakan pertanyaan atau masalah spesifik yang akan diteliti atau dijawab dalam karya ilmiah. Rumusan masalah harus jelas, terukur, dan relevan dengan latar belakang yang sudah dijelaskan.  Tujuan Penelitian/Penulisan: Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian atau penulisan karya ilmiah. Tujuan harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan ber...

Mengenali, Menyadari dan Menghargai Keragaman Identitas

Mengenali dan Menyadari Keragaman Identitas Sikap kita terhadap keragaman di negara Indonesia seharusnya mencerminkan penghargaan, pemahaman, dan keterbukaan. Penting untuk memahami bahwa keragaman identitas adalah bagian alami dari masyarakat. Setiap individu dan kelompok memiliki nilai-nilai, budaya, bahasa, dan identitas yang berbeda. Melalui sosialisasi, nilai-nilai dan identitas yang dianut seseorang atau kelompok dapat disebarkan kepada generasi berikutnya. Ini membantu dalam memahami dan melestarikan identitas yang berbeda. Dalam sebuah kelompok, perbedaan persepsi dan nilai adalah hal yang wajar. Untuk menciptakan identitas kelompok yang bersamaan, anggota kelompok harus mampu bernegosiasi dan mencari titik temu. Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman budaya, agama, etnis, dan bahasa. Sikap kita harus memandang kebinekaan ini sebagai sebuah kekuatan yang saling mendukung, bukan sebagai hambatan. Penting untuk berusaha mengenali dan memahami identitas orang lain di lua...