Aku mulai dari mana ini, sebab cerita masih berlanjut untuk dalang yang mengkisahkan aku sebagai tokoh pembohong yang diam, tidak berbicara seperti batu serius yang kokoh dalam pendirian.
Salahkah? Atau memang dalang sudah menuliskan naskah untuk kisahnya yang romantis dan penuh drama panjang ini.
Untuk kali ini, aku masih belum bisa menjadi sosok pahlawan yang diharuskan mengganti kenyamanan dalam hal kehidupan.
Lalu bagaimana dengan saudara-saudaraku?
Sudah tenangkah dia dalam kehidupannya yang lebih diam dariku, apakah ceritanya tidak bisa ditulis seperti ceritaku ini.
Mungkin, aku sendiri memang harus melakoni pewatakan yang ditulis rapi ini, ya kalau aku bisa merubah kisahku, mungkin pembaca tokoh aku pasti akan terbangun untuk mencintaiku, lalu setelah orang-orang mencintaiku, apakah yang membenciku akan ikut mencintaiku? Mungkin Nur itu petunjuk bagi yang membenciku. Sederhana saja, aku bukanlah tipe orang yang suka dicintai, sebab yang mencintaiku tidak membutuhkan itu, apalagi yang membenciku mereka tidak mungkin berubah dengan cepat mencintaiku. Aku yakin dalang sudah membaca pergerakanku.
Lalu, mengapa banyak yang bersembunyi untuk dicintai? Apakah mereka takut Kisahnya berhenti di titik benci?
Siapa yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana ini. Dalang Atau pembaca? Mungkin aku sendiri yang bisa.
Kan dalang yang menulis kisah ini, kok tidak bisa menjawab, pembaca bisa menjawab lebih faham tentang kisah yang dilihat dari kumpulan cerita-cerita, lalu aku sendiri bisa apa?
Apa aku yang dikisahkan cukup untuk memberi jawaban ? Haruskah memakai aku kembali, kalau mau sudah banyak yang melakukan, bahkan diri sendiri sudah khatam untuk dimaki.
Salahkah? Atau memang dalang sudah menuliskan naskah untuk kisahnya yang romantis dan penuh drama panjang ini.
Untuk kali ini, aku masih belum bisa menjadi sosok pahlawan yang diharuskan mengganti kenyamanan dalam hal kehidupan.
Lalu bagaimana dengan saudara-saudaraku?
Sudah tenangkah dia dalam kehidupannya yang lebih diam dariku, apakah ceritanya tidak bisa ditulis seperti ceritaku ini.
Mungkin, aku sendiri memang harus melakoni pewatakan yang ditulis rapi ini, ya kalau aku bisa merubah kisahku, mungkin pembaca tokoh aku pasti akan terbangun untuk mencintaiku, lalu setelah orang-orang mencintaiku, apakah yang membenciku akan ikut mencintaiku? Mungkin Nur itu petunjuk bagi yang membenciku. Sederhana saja, aku bukanlah tipe orang yang suka dicintai, sebab yang mencintaiku tidak membutuhkan itu, apalagi yang membenciku mereka tidak mungkin berubah dengan cepat mencintaiku. Aku yakin dalang sudah membaca pergerakanku.
Lalu, mengapa banyak yang bersembunyi untuk dicintai? Apakah mereka takut Kisahnya berhenti di titik benci?
Siapa yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana ini. Dalang Atau pembaca? Mungkin aku sendiri yang bisa.
Kan dalang yang menulis kisah ini, kok tidak bisa menjawab, pembaca bisa menjawab lebih faham tentang kisah yang dilihat dari kumpulan cerita-cerita, lalu aku sendiri bisa apa?
Apa aku yang dikisahkan cukup untuk memberi jawaban ? Haruskah memakai aku kembali, kalau mau sudah banyak yang melakukan, bahkan diri sendiri sudah khatam untuk dimaki.