Perdamaian yang hina. Bagaimana jika tempat kedamaian sudah diubah begitu megah, ketenangannya berubah menjadi sepi dan para pendekar mulai memasuki jejak baru sebagai (sok) pahlawan. Arena ketenangan begitu mudahnya dimasuki oleh siapa saja.
Keluar masuk silih berganti untuk sekadar bertamu meminta restu.
Yang dulunya tidak pakai peci sekarang mulai pakai peci, yang dulu tidak pakai krudung sekarang berkrudung, yang dulu sudah dianggap suci kembali menjadi (sok) suci.
Alat-alat itu sudah mulai membuat otak orang bingung. Mereka harus mengikuti yang mereka tidak suka. Apalagi kalau sudah dipenjara oleh (rumah) mereka diarahkan untuk membantu menyebarkan kebaikan kebaikan yang di lakukan (sok) pahlwan.
Perang sudah menjadi kebutuhan saat ini, sebagai sarana melindungi dari kehinaan yang mereka tutupi. Mengorbankan nyawa dengan hanya memberi gelar yang tidak berarti. Selamat datang di partai kedamaian dan peperangan ini.
Keluar masuk silih berganti untuk sekadar bertamu meminta restu.
Yang dulunya tidak pakai peci sekarang mulai pakai peci, yang dulu tidak pakai krudung sekarang berkrudung, yang dulu sudah dianggap suci kembali menjadi (sok) suci.
Alat-alat itu sudah mulai membuat otak orang bingung. Mereka harus mengikuti yang mereka tidak suka. Apalagi kalau sudah dipenjara oleh (rumah) mereka diarahkan untuk membantu menyebarkan kebaikan kebaikan yang di lakukan (sok) pahlwan.
Perang sudah menjadi kebutuhan saat ini, sebagai sarana melindungi dari kehinaan yang mereka tutupi. Mengorbankan nyawa dengan hanya memberi gelar yang tidak berarti. Selamat datang di partai kedamaian dan peperangan ini.