Nadia, 27 Mei 2017.
Aku memilih melepaskanmu untuk kedua kalinya. Hanya saja, kali ini dengan penuh keikhlasan, dengan penuh kesadaran, dengan segenap penerimaan yang tidak bisa dipaksakan atas perjuangan melawan lupa.
Astra dalam cerita Nadia. (Bahagia).
Cerita kehidupan Nadia aksara dimulai dari kota Surabaya. Nadia berusia 18 tahun, setelah lulus SMA, dia sama sekali tidak memikirkan Pernikahan dan justru ingin menyambung pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Sebaliknya, keluarga justru merasa sangat khawatir pada anak perempuanya, yang tidak mau cepat-cepat menikah.
Di tahun 2015, Nadia memulai memikirkan pendidikannya dengan memilih ke sebuah perguruan tinggi di ujung timur surabaya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Perlahan-lahan Nadia mulai bisa menikmati kehidupan barunya sebagai mahasiswi. Dia bahkan mencintai pendidikan sebagai bagian tidak terpisahkan dari kehidupannya.
Di kampus ini dia bertemu dengan seorang yang bernama Astrajingga, sebab jurusan yang diambil sama yakni pendidikan bahasa dan sastra indonesia.
Astra hadir menggetarkan hati seorang nadia dan membuatnya merasakan cinta yang sama sekali berbeda dengan yang pernah dirasakannya ketika cinta monyet yang dirasakan waktu SMA.
Kamu dan aku yang saat itu belum menjadi kita terus mencari tanpa pernah tahu bagaimana akan menemukan. Kamu dan aku terus berharap tanpa punya apa-apa selain doa.
Begitulah nadia mengungkapkan keinginannya ketika ingin menyapa astra.
Dan kesempatan itupun hadir, ketika astra dan nadia sama-sama disibukkan dengan kegiatan kampus dengan mengurus sebuah event perlombaan bernama genderang sastra.
Nasib menjadi penting karena keadaan yang diharapkan membuatnya menjalani hidup sesuai dengan keinginan yaitu bersama astra.
Astra sebagi ketua pelaksana, nadia sebagai sekertaris. Kemana-mana bersama untuk menyukseskan sebuah event tersebut.
Astra berbicara kali pertama dengan nadia, bagaimana nadia, apakah event ini akan berhasil seperti tahun-tahun sebelumnya? Cetus astra. nadia menjawabnya dengan sedikit gugup. Ya kita harus optimis dalam menjalani ini agar event yang membanggakan ini akan menjadi sebuah kebanggaan dalam pencapaian kita. Dalam hati nadia (salah satunya adalah kebanggan yang menumbuhkan sebuah kenangan indah bersamamu astra).
Berjalanlah sebuah event tersebut, dengan banyak lika-liku yang diselimuti sebuah kecemasan, kebanggaan dan kesuksesan dalam menggelar genderang sastra. Astra dan nadia benar-benar melebur menjadi sebuah dongeng yang melegenda karena ada sebuah pencapaian yang luar biasa, setiap hari mereka menjalani kebersamaan yang tidak bisa terpisahkan. pergelaran event ini yang kali pertama peserta paling banyak selama berjalan lima kali ketika acara ini diselenggarakan. Begitulah cetus astra dalam sambutannya dalam melaporkan kegiatan.
Berakhirlah event tersebut, dan nadia berakhir bersama astra untuk kali pertama, dalam beberapa bulan nadia menjalani kehidupan mahasiswa seperti biasanya, kuliah, mengerjakan tugas, berorganisasi. Tidak tau lagi kehidupan astra walaupun sering bertemu.
Nadia merasa dirinya benar-benar sudah kehilangan astra, ingin menyapa saja sepertinya tidak.
Hati nadia sudah merasa cemas karena hari-harinya sudah berbeda dari hari-harinya bersama astra.
Di suatu malam tiba-tiba astra menelpon nadia dengan wajah cukup ceria mengangkat telpon tersebut.
Astra : Katakanlah apakah kamu mencintaiku?, Nadia terkejut. Benarkah ucapan ini? katakanlah sekali lagi.
Mendengar kalimat itu, orang disampingnya nadia berkata dalam hati. Apakah perkataan ini tidak bisa dilakukan ditempat yang sepi?
Kebetulan nadia sedang dikos temannya karena sedang melembur tugas kuliah untuk besok pagi.
Nadia : Katanya orang yang ingin mengatakan cinta harus menemukan ketenangan dan kenyamaan ketika mengucapkan. Kok ini dengan mudah berkata seperti ini. Apakah dia sungguh-sungguh.
Nadia tidak lama kemudian masih melanjutkan pertanyaannya.
Kamu ini sungguh apa tidak, sejak kapan ?
Nadia memelankan suaranya, sebab orang-orang disekitarnya memperhatikan dengan prihatin. Namun perasaannya berteriak, tidak peduli apa yang ada diseklilingnya. Sebab dia benar-benar sedang tidak terkendali.
Halah gombal, kamu pasti mengatakan ini kepada setiap perempuan yang kau temui.
Nadia melirik yang ada disekitarnya, kemudian melihat arloji yang dipakainya, ini sudah pukul 22:00, nadia tak lama kemudian mencari tempat sepi dan membiarkan wajah yang ceria itu kembali ingin melanjutkan pertanyaan-pertanyaan tentang cinta.
Aku ini hanya salah satu perempuan yang saat ini tidak ada artinya bagimu.
Seketika semua cintanya terputus, sebab daya baterinya habis...
Nadia merasa kecewa, karena semua pertanyaan yang ingin ditanyakan hilang seketika.
Astra, mengirim pesan kepada nadia bunyinya seperti ini.
Sebelum tiba waktu menjadi kita
Apakah bisa kau membawa rasa yang engkau punya selamanya?
Menjalin cinta dengan pena dan kata.
Pesan itupun diterima nadia ketika nadia baru menyalahkan hpnya pagi hari.
Nadia bingung ingin menjawab apa.
Sebab dia benar-benar tidak mengerti bagaimana perasaannya dihancurkan oleh astra dengan kata-kata indahnya.
nadia tidak sempat membalas pagi itu, karena sedang terburu-buru untuk kuliah pagi, dia hanya melihat saja tanpa membalas, hati nadia ingin sekali sesegera mungkin, hanya saja waktu yang tidak bersahabat, harus segera sampai kampus dan mempresentasikan hasil dari apa yang dilemburnya semalam.
Hari itu lewat begitu saja, nadia masih tidak membalas apapun tentang pesan yang disampaikan astra, nadia hanya berangan-angan saja, berharap ketika malam astra menelpon kembali, nadia mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk kesungguhan itu.
Nyatanya malam tidak sesuai dengan harapan nadia, tak ada bunyi telpon dan tidak ada notif pesan. Seketika hati nadia merasa benar-benar sepi kembali.