Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Pahlawan

Reno si lananag. Jurus andalan tak banyak. Hanya suka membuat orang lain tertawa saja sudah bahagia. Kampung halaman adalah tempat dimana iya dipupuk dulu. Tidak jauh beda dengan cerita lainnya bahwa didesa memang bersahaja. banyak senyum dan ingatan. Pertemuan singkat dengan Villavena hanya di sebuah ruangan kecil berdiameter 6×5 kira-kira segitu. Semenjak SMA dia sudah dilanda oleh kegagalan untuk bersekolah. Dia frustasi, tidak ingin melanjutkan. Sebab 10 teman laki-laki ini sudah tidak lagi ingin bersekolah. Berbeda dengan cerita laskar pelangi yang membuat orang terkesan dalam hal pendidikan ini sebaliknya kita dilanda keputusasaan dalam menjalani ini. Tidak ada tempat indah di laut, kebiasaan hanya bermain bola ketika sore. Hal ini menjadi kebiasaan yang bisa membuat melupakan semuanya. Hanya ada satu guru yang berjuang untuk selalu memberi ketenangan. Dia selalu sabar walau kecil dulu kami anggap sebagai guru arogan. Namun ketika dewasa semua berbeda. Dia sosok yang sangat ...

Villavena ingin dibuatkan cerita

Coba keluar pada malam hari  barangkali kau akan di sapa oleh bintang. Aku disuruh menulis ini dengan minum kopi. Keluarlah aku sambil senyum-senyum sendiri, sebab Villavena sedang marah untuk diajak keluar malam hari ini. Ya karena dia sibuk dengan kegiatan mengerjakan tugas kuliah. sambil marah-marah dia mengajakku membeli makan ayam nelongso. Ya nelongso tenan urepku rek. 😂 Aku mulai mengobrol ke barat tapi tidak benar-benar sampai ke barat. Aku ajak ngobrol ke timur tapi tidak sampai timur, ya paling-paling cuman berada dengan sebutan sebelah timur. Villavena mulai tertawa dengan ciri chasnya. Muka cemberut dan malu-malu seperti biasanya. Kakinya bergetar hebat,   aku lihat wajah dia merah tidak seperti biasanya, hariku bersamanya. Untuk kali ini lancarkan hariku ya, sebab malam ini hariku bersamanya. Aku berikan kamu bahagia dan kamu berikan aku tawa. Saat itu juga malam menjadi semakin menarik seiring perjalanan untuk mencari cemilan, namun sayang ditengah ...

Sebatas lamunan

Surabayaku berbeda. Dingin menghiasi hari-hari ini. Adem begitulah. Sayang, hal ini tidak lagi membuatku bercerita lagi. Tidak ada perjalanan yang menghiasi, hanya menepi dipojok, mendengarkan musik dan berterima kasih. Begini. Sederhana mengenalmu Rindu mengingatmu Ikhlas melepaskanmu. Akar-akar mati Gelap menemani Mari merapikan diri. Sudah cukup menanti notif sosial mediamu. Begitulah aku menuggu.

Coklat

Kopi telah kuseduh siang ini. Melamburkan bercak-bercak ingatan. Bukan tentang kopi, hanya perjalanan singkat dari mencari teduh coklat. Berkali-kali kita melewati gang-gang kota rindu. Sambil bercakap-cakap tentang kedatanganku kala itu. Halah, suasana yang belum membuat menikmati hanya senyum-senyum marah. Kamu betahkan tinggal dikota ini. Ya aku akan menorehkan kisah disini. Akan ku hitung dengan rapi perjumpan-perjumpan. Saat itu kamu memaksakan untuk tinggal. Sambil berucap dengan manja "aku ingin mengalahkan kisah disini" Sungguh saat kamu bercerita tentang kepindahanmu dulu aku merasa sedih. tapi tekadmu sekarang berbeda. Kamu mengalahkan semua dengan rasa ikhlas ini. Akhirnya kita menikmati seduhan coklat. Terimakasih.
Bahagia seperti apa yang ingin dijumpai? Yang tersisa hanyalah masa lalu untuk menjadikanmu pengingat hebat . Coba sebutkan mana yang lebih baik saat perjumpaan itu terjadi. Villavena. Saat menyebut itu semua akan baik-baik. Karena tidak ada yang tau kisahmu ini. Mei yang sudah berkali-kali lewat dan purnama berkali-kali datang dan pergi. Surabaya yang menantimu lagi. Walau bukan kota istimewa. Tapi Surabaya adalah keinginanmu untuk menoleh kembali. Banyak sejarah dan kisah-kisah disini. Salah satunya kisahmu tentang melupakan untuk mencintai. Diam bukan pendendam. Bahagia bukan rindu. Senyum bukan lupa dan sederhana itu melangkah.

Secuil ingatan

Untuk semua kenangan, jangan menghakimi lagi. Aku bukanlah pengingat yang hebat. Secuil ini saja yang bisa ku sajikan sebagai obat. Masih sama tentang perjalanan semasa saya berdoa untuk mengukir sebuah keinginan.  Tempat dimana harus mengiris sedikit demi sedikit agar berkembang. terombang ambing air penuh keistimewaan. Tembok kusam dengan teduhan rindu yang segera ingin bertemu. Papan reklame seperti dirimu dengan wajah penuh kebahagiaan, tertulis rapi aku masih bersamamu, jangan lupa untuk meletakkan rindu. Perjalanan ini yang membuat tulisan-tulisan ini akan baik-baik saja. Sebab aku tidak pernah memaksa untuk meletakkan hati kepada siapapun. Kalau banyak yang bercerita atau bertanya tentangku, baca saja tulisanku. Bahagiaku sederhana, kalau hujan, meneduh dan mendengarkan cletukan bunyi yang mengembang keinginan saja bisa memberikan keputusan. Melangkah atau melanjutkan. Tapi aku suka berhenti agar tidak membelah aliran air. Dari aku meneduh aku masih saja bertanya ...

Perjalanan singkatku

Percakapan singkat darimu yang berbeda denganku. Yakin. Aku bukanlah salah satu orang kesayanganmu. Aku hanya pelengkap saat hari-harimu yang telah lewat. Ini hanyalah sebaris dari kata perjumpaan tiga tahun silam saat mengenal namamu dengan sebutan hari. Kita ke Jakarta, perjalanan yang di tempuh tanpa tembakau kesukaanmu. Naik tut, tut, begitu katamu kala itu. Akhirnya Jakarta. Kok sepi amat, katanya pasar tanah abang ramai selalu, katanya jakarta macet. E lupa ini malam, para pekerja harus beristirahat untuk menambah amunisi esok hari. Pagi menumpang disalah satu tempat sahabatmu, mendengarkan cerita setiap pagi selalu ada ramai. Dalam benakku. Pesta bukan? Sambil ditemani suara pesawat terbang di halim aku masih meletakkan lelahku sehabis perjalanan terlamaku. Disuguhi kopi dan makanan ringan ote-ote khas betawi. Mereka mencarikan itu sebab tau kita sedang dilanda lapar. Haha. Ternyata ramai itu telah ku tanyakan dengan polos. Ada apakah pagi ini kok sudah ramai saja? Bias...

Etnis Uighur mempertahankan akal sehat.

Hubungan antara pemerintah pusat China dan warga muslim etnis Uighur yang berdiam di Provinsi Xinjiang terus memburuk.  Penjarah buat etnis Uighur adalah tempat mereka saat ini. Terjajah dengan para penguasa. Berbeda keyakinan dan Gen itu suatu yang harus di terima oleh suatu bangsa.  Konflik ini sudah menjadi tolak ukur bahwa keyakinan itu adalah pegagan yang dimiliki seseorang. Mereka mempertahankan keyakinan tersebut dengan cara tersendiri.  Indonesia sebagai negara yang bersahabat dengan China harus melakukan langkah agar tidak terjadi lagi kasus pelanggaran HAM. Sebab memaksakan pelatihan adalah cara yang paling sering digunakan untuk membongkar akal sehat. Indonesia mampu membuat Islam damai dalam 212. Malaysia siap siaga dalam membela diskriminasi dalam 812. Mampukah etnis Uighur mempertahankan akal sehatnya?

Rindu Villavena.

Villavena namanya. Aku bahagia sejak bertemu denganmu. Merajut keinginan untuk menetap. gelas, sepatu coklat dan kain baju yang melekat. Gelas, senyumnya masih mengingat pada genangan yang ku seduh . Sepasang sepatu coklat alasanku mengukir perjalanan, sebab melangkah bersamamu tidak mungkin bagiku. Baju yang melekat di tubuhku ini menggambarkan keindahan pada dirimu. Cerita-ceritamu sederhana namun menyentuh hatiku, aku memang bukan tempat cinta karena alasanmu mengenalku  ingin melupakan masa sulit itu. Aku menemukan potongan-potongan cerita ini dari keinginan rinduku mengenalmu. Gelas ini masih saja bertanya kemana teman yang selalu menemaninya, katanya selalu ingin menginspirasi kok sekarang  sedang menjalani bahagia sendiri. Tak ada lagi cerita tentang Teh, Kopi, maupun air putih di pagi hari. sebab bertanya keadaanmu masih belum kutemukan jawaban saat ini. Sepasang sepatu ini masih saja serasi. Talinya masih sering berpelukan dari yang kanan sampai kiri, wala...

Dari Hati Lahirlah Hati-hati

Dari hati lahirlah hati-hati. Aku yang memilih memendam perasaan, hal-hal inilah yang sebenarnya di rasa tapi tak pernah bisa di tunjukkan kepada dunia. Di depannya hanya bisa memandang, sekaligus menyembunyikan apa yang sebenarnya sungguh di rasakan. Bagaimana keadaanmu? Inilah alasan kecil dimana hati ini selalu ingin di dalam catatan harian yang tidak ingin dilewatkan. Cerita-cerita itu tidak pernah lupa dia catat kemudian berharap hati seperti sebuah buku. Dengan begitu, dia akan mudah membaca segala tentangku. Aku selalu bertanya-tanya kenapa perasaanmu tak mudah terbaca. Perasaanmu kepadaku memang begitu ambigu. Ada kalanya aku khawatir mengetahui perasaanmu, dan karena itu justru berubah. Tetapi ada kalanya pula aku ingin dia bisa memahami perasaanku. Aku tahu dia suka membaca. Aku selalu berandai-andai jika perasaan manusia sesederhana buku, tentu dia akan dengan mudah membaca perasaanku. Barangkali setelah itu, dia bisa memiliki perasaan sama, dan kita akan bahagia berdua...