Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2023

Hidup Musim Kemarau

Surabaya, 2015  Tidak usah kaget bahwa kita tidak bisa mengelilingi dunia, kita hanya perlu menamai apa saja yang kita inginkan dengan mesra. Yang paling menyakitkan dan paling lega adalah kita mudah pergi dengan sunyi. Sunyi itu menyakitkan sebab sunyi artinya sedih. Lega rasanya karena rakka punya alasan kuat untuk membenci sesuatu ketika tidak bisa menamainya dan pergi begitu saja.  Musim kemarau tidak selalu menjadikan semuanya kering, sebab ada yang basah ketika kata pergi menghampiri kebahagiaan, kadang terlalu banyak kebahagiaan sampai lupa. Rakka mengawali perjalanan hidupnya ke surabaya dengan kata "Pergi dengan sunyi" dari keluarga yang seharusnya bisa hidup bahagia setiap saat. Tanpa harus ada sunyi yang melintasi kebahagiaan keluarga.  Suatu malam ketika di Surabaya semuanya seperti tidak terduga, kali pertama menikmati malam rakka mencoba mengelilingi kota pahlawan bagi kemerdekaan bangsa Indonesia. "Segala bentuk perjuangan jangan ditinggalkan, harusnya tau...

Kembali Lagi

Perihal hidup, keyakinan untuk melanjutkan semua adalah masa depan yang harus diselesikan.  Rakka dan Nadia sedang menjalani fase hidupnya di Kampung halaman.  Pagi menikmati sarapan bersama keluarga, mengborol tentang apa saja yang sudah dijalani saat disawah. Kehidupan kota yang setiap paginya sudah sibuk dengan pekerjaan, disini nadia dan rakka sibuk bersama keluarga penuh kebahagiaan. Nadia membereskan sarapan pagi bersama, namun setelah itu semua berubah suasana ketika Nadia mendengar percakapan antara Rakka dan ibunya.  Nak, ibu mau bicara denganmu. Tentang apa bu.  Nak, apa kamu sudah yakin untuk memutuskan ini semua? Sudah bu, dengan meneguk kesedihan yang tersembunyi.  Maaf ya nak, gara-gara ibu menelponmu kamu harus menjadi bagian ini yang sudah seharusnya tidak kamu jalankan, kamu kehilangan semuanya disana.  Tidak apa-apa bu, maaf ya bu. Rakka belum bisa memberikan apa-apa ketika bekerja di kota.  Tidak nak, ibu tidak berharap seperti itu. ...

Perihal Menjalani Hidup

Hanya karena perjalanan tidak sesuai keinginan, bukan berarti hidup ini buruk. Selama perjalanan pulang dari surabaya ke kampung halaman setelah menyelesaikan studi Rakka pulang didampingi oleh Nadia gadis cantik namun cerewet, mereka selesai sudah lama namun setelahnya hidup bersama di sebuah kota butuh perjuangan lebih, apalagi tidak punya siapa-siapa lagi selain cinta kepada kotanya. Memutuskan pulang adalah hal yang menurut mereka tepat. Selama perjalanan rakka mencoba memperkenalkan keindahan kampung halaman kepada nadia terkasih, banyak momen yang diambil ketika perjalanan itu. Percakapan tentang waduk yang bisa dijadikan wisata luar biasa, pembangunan taman mini di desa, keindahan sawah disekeliling, sampai petani yang sudah tidak ada lagi, apalagi bicara keuntungan petani semuanya kelihatan mustahil di kampung ini. Namun ketika berbicara keindahan semuanya bisa dirasakan bersama. Rakka pulang karena dia adalah anak terakhir yang harus mengabdi kepada orang tuanya, pemuda inipun...