Kita akan sampai pada langit. Begitulah semua orang akan menjadikan dirinya bahagia dan tenang. Semua cita-cita berada disana, angan-angan. Sebab kita tidak tau apa yang akan terjadi pada hari selanjutnya. Kita memang sudah punya list untuk apa hari besok tapi hidup kadang sebagian kecil saja harus sesuai. Awan biru masih saja menjadikan indah, hanya dengan melihat, memotret dan membagikannya saja kita sudah merasa bahagia. Begitulah hidup. Tapi, ketika mengingatmu kembali, mengapa hati ini masih ingin saja mengisahkan dengan menulis kenangan rambut hitam, lentik bulu matamu, dan bibir itu. Rambut yang kau biarkan jatuh dikeningmu mengajakku untuk membenarkan. Letik bulu matamu mengisyaratkan cinta yang kunikmati di wajahmu... Tetapi semua itu diam, terpaku ketika menatap langit, berangan-angan bawa awan itu mampu melukiskan wajah dengan lentik bulu mata dan rambut hitam yang kau biarkan untuk ku pandang. Salahkah bila aku menuntut mesrah, tiap aku memandang awan...
Diam itu Penenang