Sebagai guru bahasa Indonesia di SMA kelas X, saya dihadapkan pada tantangan yang cukup besar saat mengajar materi teks anekdot. Meskipun materi ini seharusnya menyenangkan dan relevan dengan kehidupan siswa, saya menyadari bahwa media pembelajaran yang tersedia di sekolah sangat terbatas. Kami tidak memiliki proyektor, koneksi internet yang stabil, atau perangkat audio-visual yang memadai di setiap kelas. Ruangan kelas yang saya gunakan hanya dilengkapi dengan papan tulis dan spidol. Ini menjadi hambatan utama dalam menciptakan pembelajaran yang interaktif dan menarik, terutama untuk materi yang membutuhkan contoh-contoh visual dan audio yang variatif, seperti video atau rekaman monolog stand-up comedy yang mengandung unsur anekdot. Upaya yang Saya Lakukan Menghadapi keterbatasan ini, saya tidak ingin menyerah dan hanya mengandalkan metode ceramah dan buku teks. Saya memutuskan untuk mengambil langkah-langkah kreatif untuk mengatasi permasalahan ini. Membuat Media Pembelajaran Mandiri...
Diam itu Penenang