Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018
Kata teman tak pernah terdefinisi Kurang lebihnya ia hanyalah sekadar tafsir Karena ucap dan rasa tak pernah terwakili kata Teman bukan hanya jajaran fonem yang dirangkai menjadi morfem Bukan sekedar kata benda untuk melabeli sebuah hubungan Teman ialah teman Yang tak terkonstruksi dari kata benci.

kamu sedang apa? aku sedang membencimu.

Selamat malam, kamu. Lama aku tak menyapa mu dalam tulisan. Maaf, bukannya aku melupakanmu. Tapi memang aku sedang berusaha melakukannya. Berusaha untuk tidak mempedulikanmu. setahun setelah tanpa komunikasi, mampu bertahan dalam sepinya dirimu, tanpa statusmu, tanpa semua tentangmu, menghilang semuanya dari apa yang sudah terjalin begitu rapi.  tiba-tiba kamu menghubungi hanya ingin menyapaku apa kabar?  aku tidak tau lagi kesibukanmu? dan sedang apa sekarang? kaget, menjadi hal utama yang muncul dalam pikiranku. aku tak begitu mengerti mengapa semua pergi tanpa adanya alasan hadirpun tanpa alasan.   jika ingin pergi hendaklah meminta nasehat dulu, dan jika ingin pulang hendaklah memberi laporan kepadaku. biarlah aku menjawab sedikit hal yang seharusnya aku abaikan dalam hariku, aku baik setelah kau berangkat menguci pintu harimu, kesibukanku masih sama seperti dulu memandang purnama yang datang begitu indah 15 malamku, dan sekarang aku sedang membencimu. setelah...

Aku Tau

apa yang aku mengerti tentang cinta? aku tau, sebenarnya kita tau jangan sembunyikan topengmu yang hanya membutuhkan disaat sepi menugggu itu bukanlah menanti jawaban atas segalanya maka jangan kau beri harapan sedikitpun bukan pura-pura ingin tak ingin biar semua tau apa yang aku mengerti tentang cinta? aku tau, sebenarnya kita tau cinta itu memberi, memberi apa yang dimiliki. memberi senyum itu cinta memberi bahagia itu cinta memberi pergi itu cinta jagalah apa yang diberikan. aku tau, tapi aku tak pernah mau tau perubahan yang lain itu teman setia berlari mengejar gelombang waktu

Menulis

Menulis memang harus patuh pada aturan-aturan yang ada namun sekiranya kamu menulis dengan batasan batasan itu maka tulisanmu akan hambar. Seperti halnya masakan ibu kita yang biasa kita rasakan. Tidak harus ada takaran bumbu-bumbu yang pas buat memasak namun masakan itu terasa lebih nikmat. Begitulah cara kita menulis, jangan berharap tulisan bagus dulu, tulis saja apa yang ingin kamu tulis, semisal kita pergi ke warung kopi saja bisa kita tulis, disitu pasti ada kejadian-kejadian yang seharusnya kita tulis. Mungkin kita dapat nama tokoh yang baru, kita bisa mendeskripsikan warung kopi itu seperti istana bagi para cinta yang memberi. Dengan ke megahnya namun siapa saja bisa menikmati suguhan itu. Tanpa terkecuali. Raja dari segala raja ada di warung kopi . Jangan mudah menyerah semakin banyak kau membaca semakin banyak juga yang kau tulis .

Perempuan perokok berhenti karena berhijab.

malam ini temanku mengajak pergi membeli Handphone untuk mempermudah ketika ia bekerja, sesampai ditempat konter handphone kita berdua bertemu seorang pekerja dengan menujukan barang dan daftar handphone yang ingin dibeli teman saya. Sambil menunggu proses pembelian handphone dalam pertemuan dengan perempuan tersebut bercerita bawa dia adalah seorang perokok berat,  ketika melihat teman saya menyalahkan rokok.  Kenapa sekarang sudah berhenti merokok?  Saut teman saya bertanya kepada perempuan itu.  Awal dia berhenti merokok karena dia berhijab ,dari dia berhijab perempuan tersebut ingin merubah kebiasaan buruk yang dulu pernah dia lakukan , dia menghormati hijabnya sehingga tidak merokok kembali,  saya hanya memakan permen setiap harinya.  Begitulah perempuan tersebut bercerita.   Dia ingin menghormati hijabnya bukan karena ingin pamer ,dia hanya ingin merubah kebiasaan buruk dengan cara berhijab , katanya orang boleh menilai apa saja yang pentin...

Sesedih itu.

Andai hati tak memiliki kehendak_ _barangkali hidup hanya angin lalu_ Kau terlanjur mafhum bahwa dunia adalah fana dan butuh keinginan untuk memenuhinya Seumpama langit menjelma rumahmu kau tinggal bagai sepi, sendiri memeluk kerinduan di tepian jendela menatap luas dunia yang sibuk meracuni diri dengan emosi Lantas kau bersijingkat menelusuri sepi mencari bayang-bayang lewat cahaya sebagai teman, sebagai dirimu sendiri Tibalah kau di suatu tempat puncak segala keheningan bergeming, mengurai embun di mata padahal pagi belum tentu tiba Sesedih matamu tak menunggu siapa-siapa untuk reda tak butuh apa-apa agar rela Sesedih matamu bayang-bayang rindu berkelindan katakan saja itu kecemasan